MATERI ULANGAN TENGAH SEMESTER KELAS XI
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
PELAJARAN 9. GAYA HIDUP
MODERN
A.
Pengertian
Gaya Hidup Modern
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia “gaya hidup” diartikan sebagai “pola tingkah laku
sehari-hari segolongan manusia di dalam masyarakat”. Kata “modern” sebagai kata
benda artinya sikap, perilaku, perbuatan, tingkah laku yang sesuai dengan
tuntutan zaman. Jadi yang dimaksud
dengan gaya hidup modern adalah gaya hidup yang menghargai waktu, terbuka
terhadap perkembasngan dan kemajuan, terus menerus belajar,karena dunia terus
berkembang.
B.
Bentuk-bentuk
Gaya Hidup Modern
Status seseorang ditandai dengan
penampilan dan segala yang dipakainya, misalnya mobil, telepon seluler.
2. Mobilitas yang tinggi
Pagi di Jakarta, siang di Bandung, malam di Bogor, itulah contoh mobilitas
orang yang tinggi. Di tempuhnya jarak bukan hanya bekerja tetapi juga untuk
jalan-jalan.
3. Bercengkerama di tempat-tempat tertentu
Orang modern suka bercengkerama di kafe. Kafe menjadi salah satu ikon
gaya hidup modern, menjadi tempat untuk melepas kepenatan, tempat untuk
mengenal dan dikenal, untuk jaringan kerja dan sosial
4. Lunch, golf, dinner (LGD)
“Lobi” istilah yang dipaki untuk mengadakan pendekatan atau mempengaruhi
pendapat orang lain dalam pengembangan usaha atau karier. Makan siang/malam atau
kegiatan olahraga menjadi sarana untuk melobi.
5. Pernikahan Agung
Orang modern menempatkan pernikahan sebagai salah satu momen kehidupan
yang perlu dirayakan besar-besaran, mewah seperti digedung yang mewah.
6. Wisuda
Sekarang ini wisuda digunakan untuk merayakan kelulusan di suatu jenjang
pendidikan yang lebih rendah seperti SMA/SMK bahkan juga TK, ada juga yang
disertai dengan pesta yang meriah.
7. Gaya Hidup Instan
Globalisasi dan modernisasi telah mengabikatkan munculnya gaya hidup
instan, yakni gaya hidup yang serba cepat, segalanya dituntut serba cepat
dengan hasil yang besar, misalnya “fast food”.
8. Gaya Hidup dengan Teknologi Komunikasi
Gaya hidup modern erat dengan penggunaan teknologi komunikasi, seperti
telepon seluler membuat dunia terasa berada digenggaman tangan sehingga
komunikasi dengan orang yang berjarak jauh pun menjadi dekat dan mudah,
ditambah lagi dengan perkembangan computer yang mampu berkomunikasi suara dan
gambar dalm hitungan detik.
C.
Ciri-ciri
Kehidupan Masyarakat Modern
Adapun ciri-ciri kehidupan modern adalah
sebagai berikut:
1. Netralitas
Efektif
Bersikap acuh tak acuh hinga tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya
2. Orientasi
Diri
Menonjolkan kepentingan diri sendiri/pribadi.
3. Universalisme
Berpikir objektif, menerima segala sesuatu dengan objektif.
4. Preastasi
Suka mengejar prestasi karena dengan prestasi orang akan didorong untuk
maju
5. Spesifitas
Menunjukkan
sikap secara jelas dan tegas dalam hubungan antar pribadi.
Pelajaran 10. Pandangan Iman Kristen Terhadap Gaya Hidup Modern
Pada pelajaran ini, kita akan menilai secara kritis gaya hidup modern ,
sebab tidak semua gaya hidup modern sesuai dengan Firman Tuhan. Adapun
paham-paham gaya hidup modern tersebut adalah:
A.
Materialistis:
Adalah pandangan hidup yang mendasarkan segala sesuatu pada aspek kebendaan,
mengutamakan kebendaan, segala sesuatu diukur dengan kekayaan. Seringkali
mengghalalkan segala cara untuk mencapainya. Contoh dalam Alkitab: Raja Ahab (1
Raj. 21:1-29).
B.
Hedonistis:
Pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah
tujuan hidup yang utama. Bersenang-senang, pesta pora merupakan hal yang utama
atau hidp adalah untuk bersenang-senang. Pandangan ini bertentangan dengan
Alkitab dalam Roma 13:12-14.
C.
Individualistis:
Paham ini menganggap bahwa dirinya sendiri adalah lebih penting dari orang lain
/ yang paling penting (egois). Segala sesuatu berpusat pada dirinya sendiri.
Gaya hidup ini tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Memang kita perlu memikirkan
diri sendiri namun jangan berlebihan. Alkitab menasehatkan kita untuk
bertolong-tolongan (Gal. 6:2)
D.
Konsumeristis:
Gaya hidup yang suka menghabiskan waktu dan uang untuk berbelanja secara
berlebihan, berfoya-foya, bukan hanya benda melainkan juga makanan dan minuman.
Gaya hidup ini bertentangan dengan Firman Tuhan karena hanya memuaskan hawa
nafsu (2 Pet. 2:13).
PELAJARAN 11. CITRA
PELAJAR KRISTEN
Dalam menampilkan citra Kristen, yang menjadi teladan utama adalah
Kristus (Rom. 8:29)dan juga beberapa tokoh yang lain (Abraham Lincoln, Marthin
Luther King, Jr., Ibu Theresa). Ciri mencolok dari biografi bebera[a tokoh di
atas adalah sebagai berikut:
1. Kesadaran
bahwa menampilkan citra Kristus merupakan tugas utamanya di dalam kehidupan.
2. Meneliti
kehidupan Tuhan Yesus dan menjadikannya sebagai teladan utama.
3. Memetik
berbagai aspek keteladanan Tuhan Yesus dan perkataan hikmat dalam Alkitab untuk
dijadikan arah perkembangan diri dan karyanya.
4. Membedakan
dengan sadar nilai-nilai Kristiani dengan yang bukan.
5. Membedakan
gaya hidup, penampilan, dengan gaya kerja yang unik serta keberanian mengambil
resiko besar, dengan kata lain memiliki citra diri yang kokoh dan sejalan
dengan citra diri sebagai pengikut Kristus
6. Mampu
mengkomunikasikan visi dan panggilannya (misi).
Menampilkan citra Kristen berarti menyelidiki dan mengubah
diri terus-menerus sehingga semakin serupa dengan citra Kristus, atau disebut
mereformasi diri. Melalui reformasi diri ini diharapkan akan terjadi
tranformasi dunia sekitarnya. Hal yang sangat mendasar di dalam menampilkan
citra diri sebagai pengikut Kristus adalah selarasnya antara pemahaman mengenai
Yesus yang penuh kasih, rendah hati, tulus antara pikiran, perkataan dan
tindakan. Dengan kata lain “satunya kata dengan tindakan”
Hidup Yang Bersaksi
Hidup bersaksi adalah hidup yang melalui pikiran, perkataan
dan perbuatan memberitakan karya Kristus yang sudah mati karena dosa kita (1
Kor. 15:3-4). Roh Kudus juga bekerja dalam hidup kita sehingga melalui
kesaksian itu orang yang menyaksikannya percaya akan karya Kristus dan menerima
Dia sebagai Tuhan dan juru selamat pribadi (Yoh. 20:30-31).
Mengapa kita harus memberitakan
karya Kristus (Injil)?
1. Agar
dunia mengenal Allah di dalam Yesus Kristus (Yoh. 14:7)
2. Yesus
sendiri mengamanatkan kepada kita untuk memberitakan Injil, kabar kesukaan,
supaya semakin banyak orang percaya dan memperoleh keselamatan hidup kekal yang
diberikan Allah kepada dunia melalui Yesus Kristus (Mrk. 16:15-18).
3. Sebagai
ucapan syukur kita atas karya keselamatan yang kita terima dari Allah melalui
Tuhan Yesus Kristus (I Yoh. 1:3; I Kor. 9:16).
Tugas di atas adalah tugas mulia karena Tuhan mengamanatkan kepada kita.
Menjadi pemberita Injil pada prinsipnya tidak harus selalu formal yakni
menceritakan cerita Alkitab, khotbah. Dari pengalaman sehari-hari justru
kesaksian melalui gaya hidup jauh lebih berguna (efektif). Misalnya, di
lingkungan sekolah:bagaimana cara kita berpakaian, belajar, menyampaikan
gagasan, bersikap kepada temaan. Apakah kita yang paling disorot karena ‘black
list’? ataukah kita termasuk siswa yang diperhatikan karena perilaku yang
menunjukkan kebaikan?...
Hidup Sederhana
Hidup sederhana adalah hidup dengan seadanya, bersahaja, secukupnya,
tidak berlebih-lebihan. Misalnya: bila kita ingin makan sehatm tidak harus dengan
lauk yang beraneka ragam (ada ikan, daging, telur) sayur dan buah yang
bermacam-macam, kita cukup mkan dengan masing jenis satu lauk, sayur dan buah.
Hal sama dapat diterapkan dalam berkapaian, sepatu dll sepanjang hal itu sesuai
dengan kebutuhan.
Yesus sendiri, dalam Doa Bapa Kami, secara tersirat mengajarkan hidup
sederhana kepada murid-murid-Nya “Berikanlah pada hari ini makanan kami yang
secukupnya” (Mat. 6:11). Begitupula rasul Paulus dalam suratnya kepada
Timotius, menasehatkan bahwa orang yang menginginkan hidup kaya dan berlebihan
akan jatuh ke dalam pencobaan, nafsu hampa dan mencelakakan. Oleh karena itu
rasul paulus menasehatkan “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah” (I Tim. 6:8)
sebab manusia tidak membawa sesuatu apapun ke dalam dunia, begitu pula kalau
meninggal dunia.
Berbagi
Alkitab mengajarkan bahwa mereka yang hidup berkelimpahan adalah mereka
yang hidupnya bermurah hati dengan berbagai. Sebab, lebih berbahagia mereka
yang memberi daripada yang menerima (Kis. 20:35). Ada orang yang secara materi
hidupnya berkelimpahan, namun seperti kata Firman Tuhan mereka tidak dikaruniai
kuasa oleh Allah untuk menikmatinya (Pengk. 6:2). Orang seperti ini sebenarnya miskin.
Sebaliknya orang yang menurut ukuran dunia bukanlah orang yang berkelimpahan,
namun senantiasa penuh kemurahan dalam memberi dan mengalirkan anugerah dan
berkat Tuhan kepada orang lain adalah orang yang sungguh-sungguh hidup dalam
kelimpahan. Maka pada saat kita memberi, kita sekaligus mengalami pembentukan
Tuhan untuk memasuki kehidupan yang semakin diperkaya oleh Tuhan.
Dalam memberi haruslah rendah hati, tidak menyombongkan diri atau
berusaha diketahui orang lain, “Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah
diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu” (Mat. 6:3). Orang
bermurah hati memberi dalam kekuarangan bukan hanya dalam kelebihan, contoh:
janda miskin yang dipuji Tuhan Yesus. Hidup sederhana dan bermurah hati untuk
berbagi adalah sebuah latihan bagi iman kita akan kemahakuasaan Tuhan dalam
memelihara danmencukupkan kebutuhan kita (providensia), pemeliharaan Allah.
PELAJARAN 12. KEBUDAYAAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN IMAN KRISTEN
Menurut E.B. Taylor kebudayaan adalah komplek yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan
lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat (mencakupms semua yang didapatkan/dipelajari oleh manusia).
Menrut J. Verkuyl kebudayaan adalah pengerjaan
kemungkinan-kemungkinan dalam alam ciptaan oleh manusia.
Ciri khas kebuyaan adalah:
1. Bersifat
Historis: Manusia membuat sejarah yang bergerak dinamis dan selalu maju, yang
diwariskan turun temurun.
2. Bersifat
Geografis: Di dalam berinteraksi dengan lingkungan, kebudayaan kemudian
berkembang pada komunitas tertentu, lalu meluas pada kesukuan dan
kebangsaan/ras. Kemudian meluas dan mencakup wilayah regional dan makin luas
dengan belahan bumi.
3. Bersifat
Perwujudan Nilai-nilai tertentu: Di dalam perjalanan kebudayaan, manusia selalu
berusaha melampui keterbatasannya. Disinalah manusia terbentur pada nilai,
nilai yang mana dan seberapa nilai itu bisa dikembangkan.
Ada 5 macam sikap umat Kristen terhadap kebudayaan, yakni:
1. Antagonistis
atau Oposisi
Sikap ini menolak kebudayaan/sikap yang
melihat pertentangan yang tidak terdamaikan antara agama Kristen dan
kebudayaan, contoh:kebudayaan yang menghina Tuhan, menyembah berhala, yang
merusak moral manusia.
2. Akomodasi
atau Persetujuan
Sikap ini menyetujui atau menyesuaikan diri
dengan kebudayaan yang ada, kebenaran Kekristenan dikorbankan untuk kebudayaan
yang ada. Terjadilah sinkritisme, yang mengakibatkan muncul pemahaman “semua
agama sama saja”.
3. Dominasi
atau Sintesis
Ada juga sikap denominasi gereja terhadap
kebudayaan, seperti sikap Thomas Aquinas. Ia berpendapat bahwa sekalipun
manusia jatuh dalam dosa dan membuat citra ilahi merosot, namun manusia tidak
rusak total, manusia masih memiliki kehendak bebas yang mandiri. Itulah
sebabnya didalam menghadapi kebudayaan kafir sekalipun, umat bisa melakukan
akomodasi secara penuh dan menjadikan kebudayaan kafir tersebut bagian dari
iman, namun kebudayaan itu disempurnakan dan disucikan oleh sakramen yang
menjadi anugerah ilahi.
4. Dualisme
atau Pengutuban
Dualisme adalah pendirian yang hendak
memisahkan iman dari kebudayaan. Pada satu pihak, terdapat pada kehidupan kaum
beriman kepercayaan kepada karya Allah di dalam Tuhan Yesus, namun manusia
tetap berdiri di dalam kebudayan kafir dan hidup didalamnya. Peran penebusan
Tuhan Yesus mengubah hati manusia yang berdosa menjadi manusia yang hidup di
dalam iman. Manusia beriman hidup dalam kedua suasana atau lapangan, baik agama
maupun kebudayaan secara bersama-sama.
5. Pengudusan
atau Pertobatan
Sikap pengudusan ialah sikap yang tidak menolak,
namun juga tidak menerima, tetapi sikap keyakinan yang teguh bahwa kejatuhan
manusia ke dalam dosa tidak menghilangkan kasih Allah atas manusia. Manusia
dapat menerima hasil kebudayaan selama hasil-hasil itu memuliakan Allah, tidak
menyembah berhala, mengasihi sesame dan kemanusiaan. Sebaliknya jika kebudayaan
itu memenuhi salah satu atau keempat sikap budaya yang salah itu, umat beriman
harus menggunakan Firman Tuhan untuk menguduskan kebudayaan itu, sehingga
terjadi tranformasi budaya kearah
yang memuliakan Tuhan.
Bang..
BalasHapusBack ground nya tolong diganti donk. Susah bàca jadi nya.
Thks GBU