Jumat, 29 Maret 2013

MATERI UTS XI 2012/2013 GENAP


MATERI ULANGAN TENGAH SEMESTER KELAS XI
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PELAJARAN 9. GAYA HIDUP MODERN

A.    Pengertian Gaya Hidup Modern
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “gaya hidup” diartikan sebagai “pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia di dalam masyarakat”. Kata “modern” sebagai kata benda artinya sikap, perilaku, perbuatan, tingkah laku yang sesuai dengan tuntutan  zaman. Jadi yang dimaksud dengan gaya hidup modern adalah gaya hidup yang menghargai waktu, terbuka terhadap perkembasngan dan kemajuan, terus menerus belajar,karena dunia terus berkembang.

B.     Bentuk-bentuk Gaya Hidup Modern
 1. Menjadikan “status” sebagai sesuatu yang penting.
 Status seseorang ditandai dengan penampilan dan segala yang dipakainya, misalnya mobil, telepon seluler.
2. Mobilitas yang tinggi
Pagi di Jakarta, siang di Bandung, malam di Bogor, itulah contoh mobilitas orang yang tinggi. Di tempuhnya jarak bukan hanya bekerja tetapi juga untuk jalan-jalan.
3. Bercengkerama di tempat-tempat tertentu
Orang modern suka bercengkerama di kafe. Kafe menjadi salah satu ikon gaya hidup modern, menjadi tempat untuk melepas kepenatan, tempat untuk mengenal dan dikenal, untuk jaringan kerja dan sosial
4. Lunch, golf, dinner (LGD)
“Lobi” istilah yang dipaki untuk mengadakan pendekatan atau mempengaruhi pendapat orang lain dalam pengembangan usaha atau karier. Makan siang/malam atau kegiatan olahraga menjadi sarana untuk melobi.
5. Pernikahan Agung
Orang modern menempatkan pernikahan sebagai salah satu momen kehidupan yang perlu dirayakan besar-besaran, mewah seperti digedung yang mewah.
6. Wisuda
Sekarang ini wisuda digunakan untuk merayakan kelulusan di suatu jenjang pendidikan yang lebih rendah seperti SMA/SMK bahkan juga TK, ada juga yang disertai dengan pesta yang meriah.
7. Gaya Hidup Instan
Globalisasi dan modernisasi telah mengabikatkan munculnya gaya hidup instan, yakni gaya hidup yang serba cepat, segalanya dituntut serba cepat dengan hasil yang besar, misalnya “fast food”.
8. Gaya Hidup dengan Teknologi Komunikasi
Gaya hidup modern erat dengan penggunaan teknologi komunikasi, seperti telepon seluler membuat dunia terasa berada digenggaman tangan sehingga komunikasi dengan orang yang berjarak jauh pun menjadi dekat dan mudah, ditambah lagi dengan perkembangan computer yang mampu berkomunikasi suara dan gambar dalm hitungan detik.

C.    Ciri-ciri Kehidupan Masyarakat Modern
Adapun ciri-ciri kehidupan modern adalah sebagai berikut:
1.      Netralitas Efektif
Bersikap acuh tak acuh hinga tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya
2.      Orientasi Diri
Menonjolkan kepentingan diri sendiri/pribadi.
3.      Universalisme
Berpikir objektif, menerima segala sesuatu dengan objektif.
4.      Preastasi
Suka mengejar prestasi karena dengan prestasi orang akan didorong untuk maju
5.      Spesifitas
Menunjukkan sikap secara jelas dan tegas dalam hubungan antar pribadi.

Pelajaran 10. Pandangan Iman Kristen Terhadap Gaya Hidup Modern
Pada pelajaran ini, kita akan menilai secara kritis gaya hidup modern , sebab tidak semua gaya hidup modern sesuai dengan Firman Tuhan. Adapun paham-paham gaya hidup modern tersebut adalah:
A.    Materialistis: Adalah pandangan hidup yang mendasarkan segala sesuatu pada aspek kebendaan, mengutamakan kebendaan, segala sesuatu diukur dengan kekayaan. Seringkali mengghalalkan segala cara untuk mencapainya. Contoh dalam Alkitab: Raja Ahab (1 Raj. 21:1-29).
B.     Hedonistis: Pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan hidup yang utama. Bersenang-senang, pesta pora merupakan hal yang utama atau hidp adalah untuk bersenang-senang. Pandangan ini bertentangan dengan Alkitab dalam Roma 13:12-14.
C.     Individualistis: Paham ini menganggap bahwa dirinya sendiri adalah lebih penting dari orang lain / yang paling penting (egois). Segala sesuatu berpusat pada dirinya sendiri. Gaya hidup ini tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Memang kita perlu memikirkan diri sendiri namun jangan berlebihan. Alkitab menasehatkan kita untuk bertolong-tolongan (Gal. 6:2)
D.    Konsumeristis: Gaya hidup yang suka menghabiskan waktu dan uang untuk berbelanja secara berlebihan, berfoya-foya, bukan hanya benda melainkan juga makanan dan minuman. Gaya hidup ini bertentangan dengan Firman Tuhan karena hanya memuaskan hawa nafsu (2 Pet. 2:13).

PELAJARAN 11. CITRA PELAJAR KRISTEN
  Dalam menampilkan citra Kristen, yang menjadi teladan utama adalah Kristus (Rom. 8:29)dan juga beberapa tokoh yang lain (Abraham Lincoln, Marthin Luther King, Jr., Ibu Theresa). Ciri mencolok dari biografi bebera[a tokoh di atas adalah sebagai berikut:
1.      Kesadaran bahwa menampilkan citra Kristus merupakan tugas utamanya di dalam kehidupan.
2.      Meneliti kehidupan Tuhan Yesus dan menjadikannya sebagai teladan utama.
3.      Memetik berbagai aspek keteladanan Tuhan Yesus dan perkataan hikmat dalam Alkitab untuk dijadikan arah perkembangan diri dan karyanya.
4.      Membedakan dengan sadar nilai-nilai Kristiani dengan yang bukan.
5.      Membedakan gaya hidup, penampilan, dengan gaya kerja yang unik serta keberanian mengambil resiko besar, dengan kata lain memiliki citra diri yang kokoh dan sejalan dengan citra diri sebagai pengikut Kristus
6.      Mampu mengkomunikasikan visi dan panggilannya (misi).

Menampilkan citra Kristen berarti menyelidiki dan mengubah diri terus-menerus sehingga semakin serupa dengan citra Kristus, atau disebut mereformasi diri. Melalui reformasi diri ini diharapkan akan terjadi tranformasi dunia sekitarnya. Hal yang sangat mendasar di dalam menampilkan citra diri sebagai pengikut Kristus adalah selarasnya antara pemahaman mengenai Yesus yang penuh kasih, rendah hati, tulus antara pikiran, perkataan dan tindakan. Dengan kata lain “satunya kata dengan tindakan”

Hidup Yang Bersaksi
Hidup bersaksi adalah hidup yang melalui pikiran, perkataan dan perbuatan memberitakan karya Kristus yang sudah mati karena dosa kita (1 Kor. 15:3-4). Roh Kudus juga bekerja dalam hidup kita sehingga melalui kesaksian itu orang yang menyaksikannya percaya akan karya Kristus dan menerima Dia sebagai Tuhan dan juru selamat pribadi (Yoh. 20:30-31).
            Mengapa kita harus memberitakan karya Kristus (Injil)?
1.      Agar dunia mengenal Allah di dalam Yesus Kristus (Yoh. 14:7)
2.      Yesus sendiri mengamanatkan kepada kita untuk memberitakan Injil, kabar kesukaan, supaya semakin banyak orang percaya dan memperoleh keselamatan hidup kekal yang diberikan Allah kepada dunia melalui Yesus Kristus (Mrk. 16:15-18).
3.      Sebagai ucapan syukur kita atas karya keselamatan yang kita terima dari Allah melalui Tuhan Yesus Kristus (I Yoh. 1:3; I Kor. 9:16).
  Tugas di atas adalah tugas mulia karena Tuhan mengamanatkan kepada kita. Menjadi pemberita Injil pada prinsipnya tidak harus selalu formal yakni menceritakan cerita Alkitab, khotbah. Dari pengalaman sehari-hari justru kesaksian melalui gaya hidup jauh lebih berguna (efektif). Misalnya, di lingkungan sekolah:bagaimana cara kita berpakaian, belajar, menyampaikan gagasan, bersikap kepada temaan. Apakah kita yang paling disorot karena ‘black list’? ataukah kita termasuk siswa yang diperhatikan karena perilaku yang menunjukkan kebaikan?...
Hidup Sederhana
  Hidup sederhana adalah hidup dengan seadanya, bersahaja, secukupnya, tidak berlebih-lebihan. Misalnya: bila kita ingin makan sehatm tidak harus dengan lauk yang beraneka ragam (ada ikan, daging, telur) sayur dan buah yang bermacam-macam, kita cukup mkan dengan masing jenis satu lauk, sayur dan buah. Hal sama dapat diterapkan dalam berkapaian, sepatu dll sepanjang hal itu sesuai dengan kebutuhan.
  Yesus sendiri, dalam Doa Bapa Kami, secara tersirat mengajarkan hidup sederhana kepada murid-murid-Nya “Berikanlah pada hari ini makanan kami yang secukupnya” (Mat. 6:11). Begitupula rasul Paulus dalam suratnya kepada Timotius, menasehatkan bahwa orang yang menginginkan hidup kaya dan berlebihan akan jatuh ke dalam pencobaan, nafsu hampa dan mencelakakan. Oleh karena itu rasul paulus menasehatkan “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah” (I Tim. 6:8) sebab manusia tidak membawa sesuatu apapun ke dalam dunia, begitu pula kalau meninggal dunia.
Berbagi
  Alkitab mengajarkan bahwa mereka yang hidup berkelimpahan adalah mereka yang hidupnya bermurah hati dengan berbagai. Sebab, lebih berbahagia mereka yang memberi daripada yang menerima (Kis. 20:35). Ada orang yang secara materi hidupnya berkelimpahan, namun seperti kata Firman Tuhan mereka tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya (Pengk. 6:2).   Orang seperti ini sebenarnya miskin. Sebaliknya orang yang menurut ukuran dunia bukanlah orang yang berkelimpahan, namun senantiasa penuh kemurahan dalam memberi dan mengalirkan anugerah dan berkat Tuhan kepada orang lain adalah orang yang sungguh-sungguh hidup dalam kelimpahan. Maka pada saat kita memberi, kita sekaligus mengalami pembentukan Tuhan untuk memasuki kehidupan yang semakin diperkaya oleh Tuhan.
  Dalam memberi haruslah rendah hati, tidak menyombongkan diri atau berusaha diketahui orang lain, “Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu” (Mat. 6:3). Orang bermurah hati memberi dalam kekuarangan bukan hanya dalam kelebihan, contoh: janda miskin yang dipuji Tuhan Yesus. Hidup sederhana dan bermurah hati untuk berbagi adalah sebuah latihan bagi iman kita akan kemahakuasaan Tuhan dalam memelihara danmencukupkan kebutuhan kita (providensia), pemeliharaan Allah.

PELAJARAN 12. KEBUDAYAAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN IMAN KRISTEN
Menurut E.B. Taylor kebudayaan adalah komplek yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat (mencakupms semua yang didapatkan/dipelajari oleh manusia).
Menrut J. Verkuyl kebudayaan adalah pengerjaan kemungkinan-kemungkinan dalam alam ciptaan oleh manusia.
Ciri khas kebuyaan adalah:
1.      Bersifat Historis: Manusia membuat sejarah yang bergerak dinamis dan selalu maju, yang diwariskan turun temurun.
2.      Bersifat Geografis: Di dalam berinteraksi dengan lingkungan, kebudayaan kemudian berkembang pada komunitas tertentu, lalu meluas pada kesukuan dan kebangsaan/ras. Kemudian meluas dan mencakup wilayah regional dan makin luas dengan belahan bumi.
3.      Bersifat Perwujudan Nilai-nilai tertentu: Di dalam perjalanan kebudayaan, manusia selalu berusaha melampui keterbatasannya. Disinalah manusia terbentur pada nilai, nilai yang mana dan seberapa nilai itu bisa dikembangkan.
Ada 5 macam sikap umat Kristen terhadap kebudayaan, yakni:
1.      Antagonistis atau Oposisi
Sikap ini menolak kebudayaan/sikap yang melihat pertentangan yang tidak terdamaikan antara agama Kristen dan kebudayaan, contoh:kebudayaan yang menghina Tuhan, menyembah berhala, yang merusak moral manusia.
2.      Akomodasi atau Persetujuan
Sikap ini menyetujui atau menyesuaikan diri dengan kebudayaan yang ada, kebenaran Kekristenan dikorbankan untuk kebudayaan yang ada. Terjadilah sinkritisme, yang mengakibatkan muncul pemahaman “semua agama sama saja”.
3.      Dominasi atau Sintesis
Ada juga sikap denominasi gereja terhadap kebudayaan, seperti sikap Thomas Aquinas. Ia berpendapat bahwa sekalipun manusia jatuh dalam dosa dan membuat citra ilahi merosot, namun manusia tidak rusak total, manusia masih memiliki kehendak bebas yang mandiri. Itulah sebabnya didalam menghadapi kebudayaan kafir sekalipun, umat bisa melakukan akomodasi secara penuh dan menjadikan kebudayaan kafir tersebut bagian dari iman, namun kebudayaan itu disempurnakan dan disucikan oleh sakramen yang menjadi anugerah ilahi.
4.      Dualisme atau Pengutuban
Dualisme adalah pendirian yang hendak memisahkan iman dari kebudayaan. Pada satu pihak, terdapat pada kehidupan kaum beriman kepercayaan kepada karya Allah di dalam Tuhan Yesus, namun manusia tetap berdiri di dalam kebudayan kafir dan hidup didalamnya. Peran penebusan Tuhan Yesus mengubah hati manusia yang berdosa menjadi manusia yang hidup di dalam iman. Manusia beriman hidup dalam kedua suasana atau lapangan, baik agama maupun kebudayaan secara bersama-sama.
5.      Pengudusan atau Pertobatan
Sikap pengudusan ialah sikap yang tidak menolak, namun juga tidak menerima, tetapi sikap keyakinan yang teguh bahwa kejatuhan manusia ke dalam dosa tidak menghilangkan kasih Allah atas manusia. Manusia dapat menerima hasil kebudayaan selama hasil-hasil itu memuliakan Allah, tidak menyembah berhala, mengasihi sesame dan kemanusiaan. Sebaliknya jika kebudayaan itu memenuhi salah satu atau keempat sikap budaya yang salah itu, umat beriman harus menggunakan Firman Tuhan untuk menguduskan kebudayaan itu, sehingga terjadi tranformasi budaya kearah yang memuliakan Tuhan.


1 komentar:

  1. Bang..
    Back ground nya tolong diganti donk. Susah bàca jadi nya.
    Thks GBU

    BalasHapus