
MATERI
ULANGAN KENAIKAN KELAS XI
TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
PELAJARAN 9
GAYA HIDUP
MODERN
A.
Pengertian Gaya Hidup Modern
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “gaya hidup” diartikan sebagai
“pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia di dalam masyarakat”. Kata
“modern” sebagai kata benda artinya sikap, perilaku, perbuatan, tingkah laku
yang sesuai dengan tuntutan zaman. Jadi
yang dimaksud dengan gaya hidup modern adalah gaya hidup yang menghargai waktu,
terbuka terhadap perkembasngan dan kemajuan, terus menerus belajar,karena dunia
terus berkembang. Menurut pakar psikologi, yang membedakan masyarakat modern
dengan tradisioanal adalah sportif, mengharagai prestasi, menghargai waktu,
mobilitas yang tinggi, bekerja keras dan hidup dalam tekanan (stress) yang
tinggi. Dengan semuanya itu masyarakat modern dapat menjadi maju dan semakin
maju.
B.
Bentuk-bentuk Gaya Hidup Modern
A.B. Susanto dalam bukunya yang
berjudul Potret-potret gaya hidup metropolis memaparkan berbagai gaya hidup
manusia modern, yakni:
1. Menjadikan “status” sebagai sesuatu yang penting.
Status seseorang
ditandai dengan penampilan dan segala yang dipakainya, misalnya mobil, telepon
seluler.
2. Mobilitas yang tinggi
Pagi di Jakarta, siang di Bandung, malam di Bogor,
itulah contoh mobilitas orang yang tinggi. Di tempuhnya jarak bukan hanya
bekerja tetapi juga untuk jalan-jalan.
3. Bercengkerama di tempat-tempat tertentu
Orang modern suka bercengkerama di kafe. Kafe menjadi
salah satu ikon gaya hidup modern, menjadi tempat untuk melepas kepenatan,
tempat untuk mengenal dan dikenal, untuk jaringan kerja dan sosial
4. Lunch, golf, dinner (LGD)
“Lobi” istilah yang dipaki untuk mengadakan pendekatan
atau mempengaruhi pendapat orang lain dalam pengembangan usaha atau karier.
Makan siang/malam atau kegiatan olahraga menjadi sarana untuk melobi.
5. Pernikahan Agung
Orang modern menempatkan pernikahan sebagai salah satu
momen kehidupan yang perlu dirayakan besar-besaran, mewah seperti digedung yang
mewah.
6. Wisuda
Sekarang ini wisuda digunakan untuk merayakan kelulusan
di suatu jenjang pendidikan yang lebih rendah seperti SMA/SMK bahkan juga TK,
ada juga yang disertai dengan pesta yang meriah.
7. Gaya Hidup Instan
Globalisasi dan modernisasi telah mengabikatkan
munculnya gaya hidup instan, yakni gaya hidup yang serba cepat, segalanya
dituntut serba cepat dengan hasil yang besar, misalnya “fast food”. Pada satu
sisi, gaya hidup ini menghasilkan suatu tuntutan adanya persiapan yang panjang
dan katang dengan pemanfaatan teknologi secara maksimal. Namun di sisi yang
lain, gaya hidup ini membuat orang terjebak pada usaha mengambil jalan pintas,
seperti korupsi untuk cepat kaya, doping untuk mencapai juara, menipu konsumen
supaya produknya cepat laku.
8. Gaya Hidup dengan Teknologi Komunikasi
Gaya hidup modern erat dengan penggunaan teknologi
komunikasi, seperti telepon seluler membuat dunia terasa berada digenggaman
tangan sehingga komunikasi dengan orang yang berjarak jauh pun menjadi dekat
dan mudah, ditambah lagi dengan perkembangan computer yang mampu berkomunikasi
suara dan gambar dalm hitungan detik.
C.
Ciri-ciri Kehidupan Masyarakat Modern
Adapun ciri-ciri kehidupan
modern adalah sebagai berikut:
1.
Netralitas Efektif
Bersikap acuh tak acuh hinga tidak peduli dengan
lingkungan sekitarnya
2.
Orientasi Diri
Menonjolkan kepentingan diri sendiri/pribadi.
3.
Universalisme
Berpikir objektif, menerima segala sesuatu dengan
objektif.
4.
Preastasi
Suka mengejar prestasi karena dengan prestasi orang akan
didorong untuk maju
5.
Spesifitas
Menunjukkan sikap secara jelas dan tegas dalam hubungan antar
pribadi.
Dari
pembahasan di atas, dapat kita lihat bahwa gaya hidup modern dapat memberikan
dampak positif bagi seseorang/keluarga namun juga dapat menimbulkan dampak
negatif. Oleh sebab itu kita sebagai orang percaya harus bijaksana dan selektif
dalam mengikuti gaya hidup modern. Firman Tuhan menegaskan bahwa “Orang yang
tidak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya” (Amsal
25:28).
Pelajaran
10. Pandangan Iman Kristen Terhadap Gaya Hidup Modern
Pada pelajaran ini, kita akan menilai secara kritis gaya hidup modern ,
sebab tidak semua gaya hidup modern sesuai dengan Firman Tuhan. Adapun
paham-paham gaya hidup modern tersebut adalah:
A.
Materialistis:
Adalah pandangan hidup yang mendasarkan segala sesuatu pada aspek kebendaan,
mengutamakan kebendaan, segala sesuatu diukur dengan kekayaan. Seringkali
mengghalalkan segala cara untuk mencapainya. Contoh dalam Alkitab: Raja Ahab (1
Raj. 21:1-29).
B.
Hedonistis:
Pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah
tujuan hidup yang utama. Bersenang-senang, pesta pora merupakan hal yang utama
atau hidp adalah untuk bersenang-senang. Pandangan ini bertentangan dengan
Alkitab dalam Roma 13:12-14.
C.
Individualistis:
Paham ini menganggap bahwa dirinya sendiri adalah lebih penting dari orang lain
/ yang paling penting (egois). Segala sesuatu berpusat pada dirinya sendiri.
Gaya hidup ini tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Memang kita perlu memikirkan
diri sendiri namun jangan berlebihan. Alkitab menasehatkan kita untuk
bertolong-tolongan (Gal. 6:2)
D.
Konsumeristis:
Gaya hidup yang suka menghabiskan waktu dan uang untuk berbelanja secara
berlebihan, berfoya-foya, bukan hanya benda melainkan juga makanan dan minuman.
Gaya hidup ini bertentangan dengan Firman Tuhan karena hanya memuaskan hawa
nafsu (2 Pet. 2:13).
PELAJARAN 11
CITRA
PELAJAR KRISTEN
Dalam menampilkan citra Kristen, yang menjadi
teladan utama adalah Kristus (Rom. 8:29)dan juga beberapa tokoh yang lain
(Abraham Lincoln, Marthin Luther King, Jr., Ibu Theresa). Ciri mencolok dari
biografi bebera[a tokoh di atas adalah sebagai berikut:
1.
Kesadaran bahwa menampilkan
citra Kristus merupakan tugas utamanya di dalam kehidupan.
2.
Meneliti kehidupan Tuhan Yesus
dan menjadikannya sebagai teladan utama.
3.
Memetik berbagai aspek
keteladanan Tuhan Yesus dan perkataan hikmat dalam Alkitab untuk dijadikan arah
perkembangan diri dan karyanya.
4.
Membedakan dengan
sadarnilai-nilai Kristiani dengan yang bukan.
5.
Membedakan gaya hidup,
penampilan, dengan gaya kerja yang unik serta keberanian mengambil resiko
besar, dengan kata lain memiliki citra diri yang kokoh dan sejalan dengan citra
diri sebagai pengikut Kristus
6.
Mampu mengkomunikasikan visi
dan panggilannya (misi).
Menampilkan citra Kristen berarti
menyelidiki dan mengubah diri terus-menerus sehingga semakin serupa dengan
citra Kristus, atau disebut mereformasi diri. Melalui reformasi diri ini
diharapkan akan terjadi tranformasi dunia sekitarnya. Hal yang sangat mendasar
di dalam menampilkan citra diri sebagai pengikut Kristus adalah selarasnya
antara pemahaman mengenai Yesus yang penuh kasih, rendah hati, tulus antara
pikiran, perkataan dan tindakan. Dengan kata lain “satunya kata dengan
tindakan”
Hidup Yang Bersaksi
Hidup bersaksi adalah hidup yang melalui
pikiran, perkataan dan perbuatan memberitakan karya Kristus yang sudah mati
karena dosa kita (1 Kor. 15:3-4). Roh Kudus juga bekerja dalam hidup kita
sehingga melalui kesaksian itu orang yang menyaksikannya percaya akan karya
Kristus dan menerima Dia sebagai Tuhan dan juru selamat pribadi (Yoh.
20:30-31).
Mengapa kita harus
memberitakan karya Kristus (Injil)?
1.
Agar dunia mengenal Allah di
dalam Yesus Kristus (Yoh. 14:7)
2.
Yesus sendiri mengamanatkan
kepada kita untuk memberitakan Injil, kabar kesukaan, supaya semakin banyak
orang percaya dan memperoleh keselamatan hidup kekal yang diberikan Allah
kepada dunia melalui Yesus Kristus (Mrk. 16:15-18).
3.
Sebagai ucapan syukur kita atas
karya keselamatan yang kita terima dari Allah melalui Tuhan Yesus Kristus (I
Yoh. 1:3; I Kor. 9:16).
Alkitab memberikan beberapa
ciri dan sekaligus identitas gaya hidup yang bersaksi antara lain:
1.
“Kami adalah garam dunia” (Mat.
5:13-16), maksudnya adalah kita memberi pengaruh kepada orang lain, menjadi
teladan dan berkat bagi ornag lain.
2.
“Kamu adalah terang dunia”
(Mat. 5:14). Setiap orang percaya hendaknya menjadi terang atas sekelilingnya,
yakni dengan menjadi berkat bagi orang lain.
3.
“Kamu adalah surat Kristus yang
ditulis dalam pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh
dari Allah ysng hidup” (II Kor. 3:3). Dengan menjadi surat Kristus, karya
keselamatan Kristus itu dapat dibaca orang lain melalui kehidupan kita.
4.
“Kami adalah kawan sekerja
Allah” (I Kor. 3:9). Sebagai kawan sekerja Allah kita menjalankan tugas
pemberitaan, pelayanan, persekutuan, sebagai wujud dari panggilan setiap orang
percaya.
5.
“Kamulah ranting-rantingnya”
(Yoh. 14:15). Yesus adalah pokok, dan ranting akan bergantung kepada penyaluran
makanan dari pokoknya, dan melalui rantinyalah keluar buah yang diharapkan
orang.
Tugas di atas adalah tugas mulia karena Tuhan
mengamanatkan kepada kita. Menjadi pemberita Injil pada prinsipnya tidak harus
selalu formal yakni menceritakan cerita Alkitab, khotbah. Dari pengalaman
sehari-hari justru kesaksian melalui gaya hidup jauh lebih berguna (efektif).
Misalnya, di lingkungan sekolah:bagaimana cara kita berpakaian, belajar,
menyampaikan gagasan, bersikap kepada temaan. Apakah kita yang paling disorot
karena ‘black list’? ataukah kita termasuk siswa yang diperhatikan karena
perilaku yang menunjukkan kebaikan?...
Beberapa cara
yang dapat digunakan dalam pemberitaan Injil:
1.
Tahap Pendekatan
2.
Jika keterbukaan dan hubungan
sudah terbangun, maka kita bisa mulai menawarkan percakapan tentang iman kita.
3.
Membicarakan pokok-pokok iman
kita dan bagaimana seharusnya hidup sebagai orang percaya kepada Kristus.
4.
Membiarkan orang yang kita
dekati itu secara bebas menyatakan keputusannya, seraya memohon keterlibatan
Roh Kudus untuk menggerakkan hati orang itu.
5.
Bila dia menyatakan keyakinan
atas keselamatan dalam Yesus Kristus, hendaklah kita meneguhkan keyakinannya
dan mengarahkannya untuk bergabung dengan salah satu gereja.
6.
Jika rekan kita itu tidak
memberi tanggapan, atau menolak untuk percaya, maka kita tidak perlu kecewa
atau berupaya memaksanya, karena hal itu sepenuhnya bergantung pada diri orang
itu dan karya Roh Kudus.
Renungkanlah!
Sebagai orang Kristen,
kita harus memiliki gaya hidup sesuai dengan apa yang ditulis dalam Alkitab.
Salah satunya adalah kesaksian hidup. Tidak semua kesaksian hanya melalui
perkataan, tetapi juga melalui perbuatan dan cara kita menyikapi hidup. Sudah
selayaknya kita memulai sejak dini hiduo sesuai dengan ajaran Alkitab. Jika itu
dapat terlaksana, maka kita tidak akan sulit untuk mengabarkan Injil melalui
kehidupan kita.
Hidup Sederhana
Hidup sederhana adalah hidup
dengan seadanya, bersahaja, secukupnya, tidak berlebih-lebihan. Misalnya: bila
kita ingin makan sehatm tidak harus dengan lauk yang beraneka ragam (ada ikan,
daging, telur) sayur dan buah yang bermacam-macam, kita cukup mkan dengan
masing jenis satu lauk, sayur dan buah. Hal sama dapat diterapkan dalam berkapaian,
sepatu dll sepanjang hal itu sesuai dengan kebutuhan.
Yesus sendiri, dalam Doa
Bapa Kami, secara tersirat mengajarkan hidup sederhana kepada murid-murid-Nya
“Berikanlah pada hari ini makanan kami yang secukupnya” (Mat. 6:11). Begitupula
rasul Paulus dalam suratnya kepada Timotius, menasehatkan bahwa orang yang
menginginkan hidup kaya dan berlebihan akan jatuh ke dalam pencobaan, nafsu
hampa dan mencelakakan. Oleh karena itu rasul paulus menasehatkan “Asal ada
makanan dan pakaian, cukuplah” (I Tim. 6:8) sebab manusia tidak membawa sesuatu
apapun ke dalam dunia, begitu pula kalau meninggal dunia.
Berbagi
Alkitab mengajarkan bahwa
mereka yang hidup berkelimpahan adalah mereka yang hidupnya bermurah hati
dengan berbagai. Sebab, lebih berbahagia mereka yang memberi daripada yang
menerima (Kis. 20:35). Ada orang yang secara materi hidupnya berkelimpahan,
namun seperti kata Firman Tuhan mereka tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk
menikmatinya (Pengk. 6:2). Orang
seperti ini sebenarnya miskin. Sebaliknya orang yang menurut ukuran dunia
bukanlah orang yang berkelimpahan, namun senantiasa penuh kemurahan dalam
memberi dan mengalirkan anugerah dan berkat Tuhan kepada orang lain adalah
orang yang sungguh-sungguh hidup dalam kelimpahan. Maka pada saat kita memberi,
kita sekaligus mengalami pembentukan Tuhan untuk memasuki kehidupan yang
semakin diperkaya oleh Tuhan.
Dalam memberi haruslah
rendah hati, tidak menyombongkan diri atau berusaha diketahui orang lain,
“Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang
diperbuat tangan kananmu” (Mat. 6:3). Orang bermurah hati memberi dalam
kekuarangan bukan hanya dalam kelebihan, contoh: janda miskin yang dipuji Tuhan
Yesus. Hidup sederhana dan bermurah hati untuk berbagi adalah sebuah latihan
bagi iman kita akan kemahakuasaan Tuhan dalam memelihara danmencukupkan
kebutuhan kita (providensia), pemeliharaan Allah.
PELAJARAN 12
KEBUDAYAAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN IMAN KRISTEN
Menurut E.B. Taylor kebudayaan adalah
komplek yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat
istiadat dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat
oleh manusia sebagai anggota masyarakat (mencakupms semua yang
didapatkan/dipelajari oleh manusia).
Menrut J. Verkuyl kebudayaan adalah
pengerjaan kemungkinan-kemungkinan dalam alam ciptaan oleh manusia.
Ciri khas kebuyaan adalah:
1.
Bersifat Historis: Manusia
membuat sejarah yang bergerak dinamis dan selalu maju, yang diwariskan turun
temurun.
2.
Bersifat Geografis: Di dalam
berinteraksi dengan lingkungan, kebudayaan kemudian berkembang pada komunitas
tertentu, lalu meluas pada kesukuan dan kebangsaan/ras. Kemudian meluas dan
mencakup wilayah regional dan makin luas dengan belahan bumi.
3.
Bersifat Perwujudan Nilai-nilai
tertentu: Di dalam perjalanan kebudayaan, manusia selalu berusaha melampui
keterbatasannya. Disinalah manusia terbentur pada nilai, nilai yang mana dan
seberapa nilai itu bisa dikembangkan.
Ilmu Pengetahuan dan teknologi serta Seni
sebagai Bagian dari Kebudayaan
Ilmu pengetahuan berhubungan dengan
dorongan manusia atas pengetahuan, pengenalan, dan pemahaman. Teknologi
berhubungan dengan dorongan manusia atas kemampuan dan penguasaan dunia. Selain
itu di dalam diri manusia ada dorongan akan keindahan untuk melihat dan mewujudkan
apa yang diliat, dirasakan atau dialami sebagai keindahan itu. Didalam
penginderaan kesan-kesan keindahan dan dalam kecenderungan untuk mewujudkan
kesan-kesan itu terletak dasar-dasar kesenian. Kesadaran akan keindahan itu
disebut kesadaran estetis, dan dorongan atas penyataan atau pemberian wujud itu
disebut dorongan ekspresi estetis. Di sinilah kemudian timbul seni, yaitu
keahlian mewujudkan keindahan itu dengan alat-alat tertentu.
Hubungan Iman Kristen dan Kebudayaan
Ada 5 macam sikap umat Kristen terhadap
kebudayaan, yakni:
1.
Antagonistis atau Oposisi
Sikap ini menolak
kebudayaan/sikap yang melihat pertentangan yang tidak terdamaikan antara agama
Kristen dan kebudayaan, contoh:kebudayaan yang menghina Tuhan, menyembah
berhala, yang merusak moral manusia.
2.
Akomodasi atau Persetujuan
Sikap ini menyetujui atau
menyesuaikan diri dengan kebudayaan yang ada, kebenaran Kekristenan dikorbankan
untuk kebudayaan yang ada. Terjadilah sinkritisme, yang mengakibatkan muncul
pemahaman “semua agama sama saja”.
3.
Dominasi atau Sintesis
Ada juga sikap denominasi
gereja terhadap kebudayaan, seperti sikap Thomas Aquinas. Ia berpendapat bahwa
sekalipun manusia jatuh dalam dosa dan membuat citra ilahi merosot, namun
manusia tidak rusak total, manusia masih memiliki kehendak bebas yang mandiri.
Itulah sebabnya didalam menghadapi kebudayaan kafir sekalipun, umat bisa
melakukan akomodasi secara penuh dan menjadikan kebudayaan kafir tersebut
bagian dari iman, namun kebudayaan itu disempurnakan dan disucikan oleh
sakramen yang menjadi anugerah ilahi.
4.
Dualisme atau Pengutuban
Dualisme adalah pendirian
yang hendak memisahkan iman dari kebudayaan. Pada satu pihak, terdapat pada
kehidupan kaum beriman kepercayaan kepada karya Allah di dalam Tuhan Yesus,
namun manusia tetap berdiri di dalam kebudayan kafir dan hidup didalamnya.
Peran penebusan Tuhan Yesus mengubah hati manusia yang berdosa menjadi manusia
yang hidup di dalam iman. Manusia beriman hidup dalam kedua suasana atau
lapangan, baik agama maupun kebudayaan secara bersama-sama.
5.
Pengudusan atau Pertobatan
Sikap pengudusan ialah sikap
yang tidak menolak, namun juga tidak menerima, tetapi sikap keyakinan yang
teguh bahwa kejatuhan manusia ke dalam dosa tidak menghilangkan kasih Allah
atas manusia. Manusia dapat menerima hasil kebudayaan selama hasil-hasil itu
memuliakan Allah, tidak menyembah berhala, mengasihi sesame dan kemanusiaan.
Sebaliknya jika kebudayaan itu memenuhi salah satu atau keempat sikap budaya
yang salah itu, umat beriman harus menggunakan Firman Tuhan untuk menguduskan
kebudayaan itu, sehingga terjadi tranformasi budaya kearah yang memuliakan
Tuhan.
Pelajaran 13. Pandangan Alkitab Terhadap Kebudayaan
Dipandang dari sudut Alkitab, kebudayaan dapat dilihat dari beberapa aspek:
1.
Tugas Manusia
dan Kebudayaan
Allah memberi mandat kepada manusia
(Kej. 1:28; 2:15)untuk mengelola alam semesta, yakni mengusahakan dan
memelihara bumi .
2.
Tujuan
Kebudayaan
Tujuan ideal dari kebudayaan dapat
diliat dari ungkapan pemazmur (Mzm. 150)yakni: memuliakan Allah dan
mensejahterakan manusia.
3.
Dampak
Negatif dari Kebudayaan
Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, manusia
seringkali mengarahkan kebudayaan tidak untuk kemuliaan nama Tuhan. Kebudayaan
dapat menjadi berhala, misalnya uang (uang adalah segalanya, “time is money”).
Kebudayaan dapat membuat orang sombong, misalnya pencipta teknologi yang
menggunakan dengan sesuka hatinya (nuklir).
Kebudayaan dapat dipakai
untuk berbuat dosa jika kebudayaan digunakan tidak untuk kemuliaan nama Tuhan
dan mencelakakan manusia, namun kebudayaan bisa digunakan untuk hal yang jika
digunakan untuk memuliakan nama Tuhan dan kesejahteraan manusia. Oleh sebab itu
kita sebagai orang percaya, pergunakanlah kebudayaan untuk memuliakan nama
Tuhan.
Pelajaran
14. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (1)
Manusia Mengembangkan Pengetahuan
Setelah mengamati lingkungan
hidupnya, manusia mengembangkan ilmu pengetahuan, mulai menyusun klasifikasi
dan kategori lingkungannya. Demikianlah manusia mengumpulkan pengetahuannya
atas dunia ini, nmaun perlu diperhatikan bahwa manusia memperoleh pengetahuan
oleh karena anugerah Tuhan.
Kesombongan Manusia
Kecenderungan manusia
untuk menyombongkan diri digambarkan dalam kitab Kejadian lewat kisah
pembangunan menara babel (Kej. 11:4). Manusia mengembangkan ilmu pengetahuan
dan seringkali produknya merusak kehidupan, namun ia tidak peduli karena yang
paling penting adalah mencari nama untuk dirinya sendiri.
Kepandaian dan Hikmat
Kepandaian seringkali
diartikan dengan kemampuan menguasai ilmu pengetahuan seperti fisika,
matematika, bahasa, dll. Hikmat adalah ketika manusia menjadi sadar betapa di
satu pihak ia sesungguhnya mahluk yang istimewa di mata Tuhan, namun di sisi
lain manusia sadar bahwa ia mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap Alam
dan ciptaan Allah. Dengan kata lain manusia sadar siapa dirinya dihadapan
Tuhan. Apabila manusia memiliki hikmat, maka ia sadar bahwa ilmu pengetahuan
yang dikembangkan haruslah dijadikan hamba dan pelayan bagi kesejahteraan umat
manusia. Misalnya manusia membuat alat pertanian: pacul, traktor menolongnya
mengolah tanah dan hasil pertanian. Manusia membuat jerat, tombak, pisau
senapan untuk berburu binatang.
Awal Pengetahuan
Awal pengetahaun adalah
takut akan Tuhan (Amsal 1:7: Takut akan Tuhan adalah awal pengetahuan, tetapi
orang bodoh mnghina hikmat dan didikan). Dari ayat ini jelas bahwa ilmu
pengetahuan saja tida cukup, namun harus diimbangi dengan hikmat Allah. Hikmat
dan takut akan Allah akan menolong manusia untuk semakin menghargai alam dan
sesama. Manusia akan merendahkan hatinya kara ia sadar bahwa ia mempunyai
sebuah mandat dan kepercayaan khusus dari Allah, yaitu memelihara seluruh
ciptaan alam semesta ini.
Pelajaran
15. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (2)
Teknologi dan Perkembangannya
Sejarah peradaban manusia
memperlihatkan kepada kita bahwa perkembangan teknologi selalu selaras dengan
ilmu pengetahuan yang berkembang. Perkembangan yang paling pesat adalah
teknologi komputer dan komunikasi. Masih banyak lagi perkembangan di bidang
lain, dan semuanya itu bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan dan
kesejahteraan manusia.
Penyalahgunaan Teknologi
Dalam pelaksanaan
pengembangan teknologi manusia justru menggunakan kemajuan IPTEK untuk hal-hal
yang merusak dan menghancurkan manusia itu sendiri. Perkembangan IPTEK
seringkali dibarengi dengan penyalahgunaan IPTEK, misalnya: Internet digunakan
untuk membajak rekening, penyebaran informasi yang berbau pornografi dan SARA,
kemajuan di bidang kedokteran tentang “kloning”, pembuatan bom nuklir, dll.
Deklarasi Oxford
1.
Teknologi
mencerminkan paradoks dasar dari keberdosaan dan kebaikan sifat manusia.
2.
Apa yang
secara teknologis mungkin tidak dengan sendirinya secara moral diperbolehkan
(tidak boleh membiarkan perkembangan teknologi secara bebas, namun
mengarahkannya untuk memenuhi kebutuhan yang sesuai moral).
Pelajaran 16. Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan
Keadilan
Deklarasi Oxford
Deklarasi Oxford menyerukan tanggung jawab manusia terhadap alam semesta,
menyerukan praktek IPTEK yang bertanggung jawab dan berkeadilan terhadap sesama
manusia, pengembangan teknologi dan ekonomi harus memperhatikan hak-hak setiap
orang yang bekerja untuk menerima upahnya yang layak dan mencukupi bagi
kehidupannya serta memperoleh kesempatan untuk beristirahat dan memulihkan
tenaganya.
Kerja, Teknologi dan istirahat
Seiring perkembangan IPTEK seringkali terjadi ekspoitasi tenaga manusia,
karyawan/buruh bekerja melampaui batas-batas waktu yang telah ditetapkan, namun
gaji yang diterima tidak layak. Cara kerja yang melampaui batas waktu beresiko
tinggi, dan seringkali mengakibatkan kecelakaan kerja. Dalam hal ini para
pengusaha seharusnya memberi waktu yang cukupbagi karyawan untuk istirahat dna
juga upah yang layak
Ilmu Pengetahuan, teknologi, dan
Keadilan
Ilmu pengetahuan adalah sebuah harta yang sangat berharga. Sebuah bangsa
dapat maju apabila rakyatnya memiliki pengetahuan yang tinggi. Pada inti dari
pelajaran ini adalah bahwa segala pengembangan dan pemanfaatan IPTEK harus
mempertimbangkan keadilan bagi semua pihak sehingga dapat mensejahterakan semua
kalangan.
Thanks i really need that informations.
BalasHapusMy teacher won't give his book for me to copy.
Thanks so much!
kasih tau donk penjelasan Sikap yang benar ditentukan oleh pemahaman dan pengetahuan seseorang tentang gaya hidup modern dan nilai-nilai kristiani.
BalasHapuskalo jawaban lu iya tolong jelasin kalo tidak jelasin juga kenapa
BalasHapus