+of+Copy+of+Jesus+with+little+one.jpg)
MATERI
ULANGAN KENAIKAN KELAS X
TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
PELAJARAN 10
PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP
KELUARGA
Keluarga di masa kini
menghadapi masalah yang komplek, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
1.
Kemajuan
Komunikasi dan Kemudahan Pemerolehan Informasi
Kemajuan dalam kounikasi dan
pemerolehan informasi memberi dampak positif dan negatif. Dampak positif: Dapat
berkomunikasi dengan anggota keluarga yang jauh (jauh jadi dekat), mampu
memperoleh informasi dengan mudah sehingga dapat belajar dan mengembangkan
diri.
Dampak negatif: Masing-masing anggota
keluarga sibuk dengan telepon genggam sehingga jarang berkumpul dengan anggota
keluarga (dekat jadi jauh). Ada kemungkinan besar anggota keluarga mengakses
situs pornografi, adanya perselingkuhan, penculikan melalui situs sosial.
2.
Perempuan
yang Bekerja di Luar Rumah
Di era modern ini sudah merupakan hal
yang biasa jika para perempuan bekerja untuk mencari nafkah/bekerja di luar
rumah. Setujuhkah Anda jika seorang perempun yang sudah menikah dan memiliki
anak bekerja? Pada dasarnya perempuan bekerja di luar rumah itu boleh, namun
fungsinya sebagai ibu rumah tangga tidak boleh diabaikan.
3.
Workaholik
(Bekerja Tanpa Henti)
Waktu adalah uang seringkali menjadi
slogan masyarakat di era modern ini, sehingga bekerja tanpa henti menjadi gaya
hidup. Bekerja memang penting dan menjadi keharusan, namun juga harus ada waktu
untuk istirahat, Tuhan, keluarga dan rekreasi.
4.
Gaya Hidup
“Modern”
Ciri gaya hidup modern: Makana cepat
saji, nongkrong di cafe, fashion yang mengikuti trend.
5.
Kekerasan
dalam Kelurga
Kekerasan dalam rumah tangga seringkali didapat
dari tayangan media massa yang memberikan contoh tindakan kekerasan dalam rumah
tangga. Oleh sebab itu seluruh aggota keluarga perlu bijaksana dalam melihat tayangan
media massa, khususnya anak-anak harus diawasi.
PELAJARAN 11
Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap
Anak
Pelajaran ini merupakan
bekal bagi anak ketika menjadi orang tua sehingga mampu menjadi orang tua dan
melaksanakan fungsinya dengan baik dan nantinya menghasilkan keturunan yang
baik pula. Ada beberapa wujud tanggung jawab orang tua terhadap anak, yakni:
1.
Mengasihi
Prinsip
dalam mengasihi anak: Anak-anak adalah titipan Tuhan yang harus memperoleh
kasing sayang orang tua, Mengasihi anak tidak berarti memenuhi semua tuntutan
dan permintaan anak, Mengasihi juga berarti menghormati anak sebaga pribadi
yang utuh yang memiliki harkat dan martabat kemanusiaannya.
2.
Mencukupi
Kebutuhan Anak
Pemeliharaan
ini dalam aspek: Jasmani (kebutuhan sandang, pangan dan papan), Kerohanian
(mengenalkan anak kepada Tuhan), Psikologis (menciptakan suasana aman, nyaman)
3.
Mendidik
Ulangan
6:4-9 menuliskan perintah Allah pada tiap orang tua untuk mendidik anak-anaknya
mengenal Tuhan dalam segala kondisi dan situasi. Baik buruknya seorang anak
sangat ditentukan oleh asuhan yang diberikan keluarganya.
Melaksanakan
tanggung jawab terhadap anak terhadap anak memang tidak mudah, tetapi dengan
berpegang pada hikmat yag datang dari Allah (Amsal 9:10), maka orang tua
dimampukan untuk menjalankannya dengan baik.
Pelajaran 12
Tanggung Jawab Anak Terhadap Orang
Tua
Pelajaran ini memiliki
tujuan supaya anak mengetahui dan menerima tugasnya sebagai anak terhadap orang
tua, anak menghormati orang tua sesuai dengan Firman Tuhan. “Hai anak-anak taatilah
orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian (Efesus 6:1-3).
Ketaatan dan kepatuhan
anak terhadap orang tua didasarkan pada pemahaman sebagai berikut:
1.
Orang tua
adalah wakil Allah dalam upaya mendidik anak. Segala nasihat dan bimbingan orang
tua memiliki tujuan mulia dari Allah untuk kehidupan keluarga (Amsal 1:8-9).
2.
Orang juga
manusia biasa yang juga memiliki keterbatasan dan kelemahan oleh karena itu
mereka juga mungkin berbuat salah.
3.
Ketika usia
lanjut, orang tua akan mengalami kemunduran fisik dan cara berpikir, oleh sebab
itu anak harus memahami dan mengerti orang tua yang sudah mulai pikun.
Di era modern ini tidak
sedikit orang tua yang pikun di titipkan di panti asuhan dengan alasan: orang
tua tersebut tidak memiliki anak ataupun sanak keluarga, tidak ingin merepotkan
anak-anak dan keluarga, anak kurang mampu merawat orang tua atau anak-anak
tidak ingin ditumpangi oleh orang tua yang sudah lanjut usia. Orang tua yang
dititipkan di panti asuhan itu boleh saja dan juga baik, namu alangkah lebih
baik jika orang tua dirawat sendiri sebagai wujud kasih sayang anak terhadap
orang tua.
Pelajaran 13
Keluarga dan Sekolah Sebagai Lembaga
Pendidikan
1.
Keluarga
sebagai Lembaga Pendidikan
Dalam
Alkitab ditegaskan bahwa tugas pendidikan adalah tugas utama orang tua.
Keluarga adalah lembaga pendidik pertama dan utama (orang tualah yang pertama
kali mendidik anak, orang tua yang paling banyak memiliki waktu bersama dengan
anak, tugas utama yang mendidik anak adalah orang tua). Pendidikan kepada anak
juga dapat dimulai sejak dalam kandungan.
2.
Tujuan
a.
Membina watak
dan keahlian. Makna terdalam dari pendidikan adalah mempersiapkan seseorang
untuk memiliki keahlian, sikap dan watak serta pikiran yang baik dan maju
sebagai bekal untuk hidup di masyarakat.
b.
Membebaskan.
Pendidikan bertujuan membebaskan anak dari ketergantungan, sehingga anak dapat
mandiri.
3.
Hubungan
Sinergis antara Keluarga dengan Sekolah dalam Pelaksanaan Pendidikan. Keluarga
dan sekolah harus bersama-sama saling mendukung dalam melaksanakan tugas
pendidikan bagi anak, harus ada hubungan timbal balik antara keluarga dengan
sekolah. Orang tua perlu menjaga komunikasi dengan guru sehingga dapat
mengikuti perkembangan belajar anaknya, dan sebaliknya anak-anak wajib
membicarakan dengan orang tua berbagai kendala yang dihadapinya di sekolah.
4.
Belajar dari
Kasus-kasus yang Terjadi dalam Masyarakat
Ada banyak
kasus yang terjadi ketika keluarga tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai
lembaga pendidikan. Keluarga ang tidak harmonis cenderung menghasilkan
anak-anak yang kurang percaya diri dan labil, lebih-lebih lagi jika anak-anak
lari kepada jalan yang salah (narkoba, miras, free sex). Dalam situasi seperti
ini anak perlu mendapat bimbingan sehingga mendapat solusi yang tepat.
Pengertian Pacaran adalah
hubungan khusus antara lawan jenis (pria dengan perempuan) dengan tujuan saling
mengenal dan nantinya hubungan ini akan dilanjutkan dengan hubungan pernikahan
yang memiliki asas hukum dan teologis.
PELAJARAN 14
1.
Mewujudkan
Identitas Sebagai Murid Kristus
Ketika kita meu menjadi murid Kristus,
berarti kita bersedia dan rela mengikuti kehendak guru kita, yakni Yesus. Yang
harus kita kerjakan untuk mewujudkan identitas kita sebagai murid Kristus
adalah: Mewujudkan kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama (Mat. 22:37-40),
dan menjadi saksi Injil Yesus Kristus (Mat. 28:19-20)
2.
Mengikut
Yesus
Ada beberapa konsekwensi dalam
mengikut Yesus (Luk. 9:22-26), yakni:
a.
Menyangkal
diri (Maat. 16:24): Menyatakan tidak pada diri kita untuk hal yang bertentangan
dengan Firman Tuhan walaupun terasa sakit dan merugikan kesenangan pribadi.
b.
Mengutamakan
Yesus dalam Hidup (Luk. 14:26). Ketika kita menjadi murid Kristus, komitmen
kita kepada Yesus lebih diutamakan daripada terhadap yang lain.
c.
Memikul
Salib: Rela menderita karena iman kepada Yesus, memberitakan Injil, atau rela
dianiaya karena kebenaran Firman Tuhan. Contoh rasul paulus yang mau menderita
karena memberitakan Injil.
d.
Mengikut Dia:
Mengikuti teladan, ajaran dan kehendak Kristus. Kita harus rela melepaskan diri
dari gaya hidup yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan
3.
Menanggapi
Panggilan Yesus Kristus
Sebagai murid Kristus kita harus memberitakan
Injil dimanapun kita berada, misalnya: memberi contoh yang baik bagi keluarga,
menjadi panutan bagi masyarakat, menjadi anak yang mampu menjaga pergaualan.
Intinya dimanapun kita berada kita harus mewujudkan identitas kita melalui
perkataan, sikap dan perbuatan kita.
PELAJARAN 15
MENGHARGAI ORANG LAIN
Jika kita memperhatikan
tindak kejahatan di jaman sekarang ini ternyata semakin meningkat kualitas dan
kuantitasnya. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya rasa menghargai diri
sendiri dan orang lain. Misalnya menempatkan rasa “aku” atau ego sebagai pusat
dari segalanya, sehingga diri kita tidak boleh disakiti namun orang lain boleh
disakiti.
Sebagai murid Kristus
kita harus mengikuti teladan Kristus yakni pengajaran cinta kasih. Sikap yang
Tuhan Yesus perlihatkan kepada orang-orang yang ditemuin-Nya dan menemui-Nya,
ucapan yang Ia sampaikan, tindakan yang Ia lakukan, semua itu menunjukkan Yesus
mengasihi mereka tanpa pamrih, Yesus begitu menghargai orang lain.
Setiap manusia diciptakan
menurut gambar menurut gambar dan rupa Allah (Kej. 1:26) dann di hadapan Tuhan
semua manusia berharga (Yes. 42:4).
PELAJARAN 16
PERSAHABATAN
Pengajaran Alkitab
tentang persahabatan Adalah:
1.
Kekuatan
kasih
Persahabatan daud dengan Yonathan
merupakan kisah persahabatan yang patut diteladani. Mereka menjalin persahabatan dengan sikap
tulus, setia dan bersedia untuk memberikan yang terbaik satu dengan yang
lainnya (1Sam. 18 dan 20). Yonathan mengasihi Daud seperti jiwanya sendiri.
Paulus mengajarkan kasih dalam menjalin hubungan dengan orang lain (1Kor. 13).
Kasihlah yang mengikat satu dengan yang lainnya dan ikatan kasih mampu menembus
batas suku, golongan, status, jenis kelamin, agama.
2.
Yesus sebagai
teladan yang setia
Alkitab memberitakan bahwa Yesus
adalah sahabat bagi mereka yang dikucilkan masyarakat. Yesus juga memberikan
teladan tentang mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri:
a.
Memberikan
pertolongn yang dibutuhkan orang lain tanpa memperhatikan perbedaan suku,
keyakinan, status, maupun kondisi.
b.
Memperbaiki
hubungan yang tidak beres antara kita dengan sesama.
c.
Melayani
dengan merendahkan diri-Nya
d.
Memberikan
perintah untuk saling mengasihi
e.
Mempercayakan
dengan cara memberi kesempatan/Memaafkan teman yang bersalah
f.
Memberikan
nyawa-Nya
3.
Persahabatan
dengan Dunia
Dalam kitab Yakobus 4:1-10 mengingatkan kita untuk
tidak membangun persahabatan dengan dunia. Contoh persahabatan dengan dunia
adalah bergaul dengan orang-orang yang memiliki kebiasaan yang tidak benar,
memakai obat-obatan terlarang, sek bebas, merokok, pornograpi, suka kekerasan
dan hal-hal lain yang merusak.
PELAJARAN 17
PACARAN
Pengertian Pacaran adalah
hubungan khusus antara lawan jenis (pria dengan perempuan) dengan tujuan saling
mengenal dan nantinya hubungan ini akan dilanjutkan dengan hubungan pernikahan
yang memiliki asas hukum dan teologis.
1.
Cinta
Cinta adalah hubungan antara lawan
jenis yang akan menyiapkan diri menjadi pasangan yang saling memberi dan
menerima dan saling menghargi satu dengan yang lainnya. Cinta adalah anugerah
Tuhan.
Cinta ada dua kategori: Cinta emosi
(cinta yang misterius, datang dan pergi bagaikan angin, diungkapkan lewat
syair, lagu, cenderung lebih emosional), Cinta rasional (didominasi dengan
rasio, diwujudkan dalam tindakan:care, responsibility, respect, dan knowlegde).
Didalam alkitab cinta di wujudkana
dalam kasih. Ada beberapa macam kasih;
a.
Agaphe (cinta
tanpa pamrih yang berasal dari Tuhan kepada manusia)
b.
Storge (Cinta
hubungan darah, sifatnya membantu, perhatian, tulus, melindungi)
c.
Filia (Cinta
persahabtan/teman)
d.
Eros (Cinta
birahi/seks, sumbernya pada daya tarik antar lawan jenis)
Ciri-ciri orang jatuh cinta: bila bertemu merasa bahagia dan ingin dekat
selalu, kadang ada rasa canggung, rindu, kurang tertarik lagi dengan orang
lain, rela berkorban untukknya, mengalami perasaan yang aneh, sulit digambarkan
2.
Seks
Seks adalah anugerah dari Tuhan yang
baik, indah, nikmat dan hanya boleh dilakukan oleh seseorang yang sudah
memiliki hubungan pernikahan dengan pasangannya yang syah. Seks bukanlah alat
untuk memuaskan diri atau hanya untuk senang-senang saja, oleh sebab itu semua
orag percaya khususnya anak muda remaj harus menjaga diri jngan sampai
terjerumus dalam pergaulan seks bebas dan sek bebas.
Jika seseorang sudah melakukan
hubungan sek sebeklum adanya pernikahan, maka orang tersebut berdosa. Namun
jika orang tersebut minta ampun dan berkomitmeen untuk tidak melakukan lagi
maka Tuhan akan mengampuni, tetapi konskwensi tetap akan ditanggung oleh
keduanya.
3.
Kencan atau
Pacaran
Hal yang penting dan perlu
diperhatikan dalam berpacaran adalah:
a.
Mengenal
sifat, kebiasaan dan corak kepribadian satu dengan yang lain
b.
Belajar
bagaimana berhubungan dengan yang baik dan mengembangkan komunikasi
c.
Melatih diri
untuk mendekatkan kepada Tuhan dan mencari tahu apa yang Tuhan mau
d.
Belajar untuk
membuka hati, berbagi perasaan dengan pasangannya sebagai latihan dalam
menghadapi persolan bersama-sama
e.
Untuk
mencintai dan dicintai dengan belajar saling memberi dan menerima
f.
Untuk
menikmati masa-masa yang indah bersama orang yang dikasihinya

Tidak ada komentar:
Posting Komentar