MATERI UTS X
1314 Gnp
Roh
Kudus
Roh Kudus adalah salah satu oknum dalam
Tritunggal. Roh Kudus bukan hanya suatu kekuatan, namun Roh Kudus adalah
seorang pribadi. Alkitab dengan jelas mencatat kisah-kisah yang menunjukkan Roh
Kudus adalah seorang pribadi.
Roh Kudus berdiam di dalam diri setiap orang
yang percaya, dimulai saat orang tersebut percaya kepada Tuhan Yesus sebagai
Tuhan dan juru selamat. Roh Kudus akan pergi jika orang tersebut tidak percaya
lagi kepada Tuhan Yesus. Jadi, sekalipun orang percaya berbuat dosa, roh Kudus
tetap mendiaminya.
Roh Kudus memiliki perasaan sehingga Roh Kudus
dapat bersukacita (jika orang percaya mentaati apa yang menjadi kehendak-Nya)
dan dapat berduka (jika orang percaya tidak mentaati, Efesus 4:30).
Roh Kudus memiliki kehendak, seorang pribadi
pastilah memiliki kehendak,keinginan, dan kehendak-Nya adalah melakukan Firman
Tuhan, mengarahkan orang akan kebenaran. Roh Kudus juga memiliki kecerdasan,
mampu menyelidiki hati dan pikiran manusia.
Roh Kudus adalah Roh, tidak kelihatan oleh
mata jasmani namun keberadaan-Nya sungguh ada, tidak terbatas oleh ruang dan
waktu, dan bahkan mampu hadir ditempat yang berbedadalam waktu yang bersamaan,
Roh Kudus memiliki sifat mahahadir dan mahatahu.
Pekerjaan utama Roh Kudus adalah membimbing
orang percaya kepada kebenaran. Roh Kudus seringkali bekerja melalui hati
nurani manusia, berbisik mengingatkan akan Firman Tuhan, menegur jika orang
berbuat dosa/menginsyafkan manusia akan dosa. Roh Kudus merupakan Roh yang
lemah lembut, Ia tidak pernah memaksakan kehendak-Nya, Roh Kudus menghargai hak
bebas manusia, karena Roh Kudus ingin manusia taat bukan dengan terpaksa namun
dengan kesadaraan, kerelaan dan kasih untuk mentaati kehendak-Nya.
Roh Kudus juga berdoa untuk orang-orang
percaya, membantu orang percaya dalam berdoa, karena seringkali orang percaya
tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa. Di saat orang percaya mengalami
pergumulan yang berat, Roh Kudus akan menguatkan kita untuk mampu bersyukur dan
berdoa kepada Tuhan.
Persahabatan
DI dalam pergaulan ini kita akan berinteraksi
dengan banyak orang, ada yang akan menjadi teman dan ada pula yang akan menjadi
sahabat.
Teman adalah seseorang yang hanya sekedar kita
tahu siapa namanya, tempat tinggalnya dimana, hanya sekedar teman main atau
hanya ktemu dalam acra tertentu saja, dan belum terlalu kenal, tidak mengetahui
karakter kita, dan juga belum bisa terlalu dipercaya, khususnya yang menyangkut
hal-hal yang rahasia. Jumlah teman biasanya banyak.
Sahabat adalah
Seseorang yang sudah kita kenal, baik
karakter, sifat-sifatnya dan juga rahasia hidupnya. Orang ini mampu dipercaya
dan bahkan saling berbagi kepercayaan, akan mengusahakan waktu untuk menolong
kita bahkan mau berkorban. Orang ini ada kemungkinan lebih dekat dari saudara.
Jumlah sahabat biasanya lebih sedikit daripada teman.
Dalam menjalin
persahabatan adakalanya kita menemukan sahabat yang lawan jenis, hal ini
boleh-boleh saja, akan tetapi akan ada resiko yang dihadapi. Resikonya antara
lain adalah salah satu dari sahabat tersebut (bisa Anda atau Dia) akan memiliki
rasa suka/cinta, ingin memiliki hubungan lebih dari sahabat yakni sebagai
pacar/kekasih. Jika hal ini terjadi, ada resiko yang besar, persahabatan dapat
berubah menjadi permusuhan, namun jika hal ini dapat terselesaikan dengan baik
persahabatan tetap dapat terjalin. Resiko yang lain adalah hubungan
persahabatan ini akan menjadi pembicaraan orang lain, mungkin teman-teman kita
dan bahkan akan dicurigai anggota keluarga kita, dikira Anda memiliki banyak
pacar atau gonta-ganti pacar.
Di dalam Alkitab juga
mencatat kisah persahabatan. Dalam Perjanjian Lama, terdapat persahabatan
antara Daud dengan Yonathan (I Samuel 18-20). Keduanya memiliki latar belakang
kehidupan yang cukup berbeda, Daud berasal dari keluarga biasa, rakyat biasa, pakaiannya
biasa, tidak memiliki banyak harta, pekerjaannya penggembala domba, sedangkan
Yonathan adalah anak raja, pangeran, berpakaian yang indah, gagah, dan memiliki
banyak harta. Namun perbedaan latar belakang ini tidaklah menjadi penghalang
bagi mereka. Alkitab mencatat (I Samuel 18:1) ketika Daud dan Yonathan berjumpa
jiwa mereka berpadu, akrab dan menjadi sahabat karib. Untuk mengetahui kisahnya
lebih jelas, dapat dibaca pada kitab I Samuel 18-20.
Di dalam Perjanjian
Baru, tokoh yang patut kita teladani dalam menjalin persahabatan adalah Tuhan
Yesus. Tuhan Yesus mau menjadi sahabat terhadap orang lain yang Ia jumpai,
Tuhan Yesus tidak membeda-bedakan, bergaul dengan semua kalangan, bahkan Tuhan
Yesus mau berkorban untuk mereka, membantu setiap orang yang memerlukan,
menyembuhkan orang yang sakit, memberi makan kepada orang yang membutuhkan, dan
bahkan menobatkan orang yang berdosa.
Markus 10:43-44”: !
“Tidaklah demikian diantara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar diantara
kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka
diantaramu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.”
Yohanes 15:12-13:
“Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah
mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seseorang yang
memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar