Jumat, 28 Maret 2014

MATERI UTS XI 1314 Gnp



MATERI UTS XI 1314 Gnp

Gaya Hidup Modern
Gaya hidup modern adalah gaya hidup suatu masyarakat/kelompok yang mengikuti perkembangan jaman. Jaman maju, maka msyarakat akan ikut maju. Salah satu bentuk gaya hidup adalah hidup instan. Dampak positif dari hidup instan adalah menuntut orang untuk memiliki pola pikir yang cepat, matang dan efektif dalam menyelesaikan masalah, membuat orang mampu menciptakan pikiran yang kreatif  dan inovatif, memungkinkan orang untuk mengalami perkembangan yang terus menerus kearah yang lebih baik termasuk dalam kerohanian, ingin selalu bertumbuh dan mengenal Tuhan. Dampak negative dari gaya hidup instan adalah membuat orang tidak tahan/sabar terhadap proses yang memerlukan waktu, sehingga orang keinginannya semua serba cepat, instan dan bahkan tidak peduli cara tersebut benar atau tidak. Contohnya: Ingin mendapat nilai dengan cara mencontek, Ingin punya banyak harta dengan korupsi/mencuri, Ingin punya gelar dengan cara membeli gelar. Dalam kerohanian, orang tidak sabar untuk menanti jawaban doa, pingin langsung menjadi dewasa rohani, tidak tahan proses.
Ciri-ciri masyarakat modern:
a.       Orientasi diri: Menonjolkan kepentingan diri sendiri, pribadi dan tidak segan-segan menentang jika dirasakan melanggar kepentingannya. Orang yang seperti ini sering disebut egois.
b.      Prestasi: Masyarakat modern suka mengejar prestasi karena dengan prestasi orang didorong untuk maju dan berkembang. Jika di dunia kerja orang modern suka mengejar kesuksesan karir.

Materialistis: Adalah pandangan hidup yang mengutamakan materi, menganggap bahwa kesuksesan diukur dengan harta yang dimiliki, mengesampingkan hal-hal yang tidak berhubungan dengan materi. Contoh: Mencari pasangan hidup yang memiliki harta melimpah, bersahabat dengan orang yang memiliki uang banyak/kaya. Gaya hidup ini bertentangan dengan firman Tuhan karena menganggap harta adalah segalanya, lebih diutamakan daripada Tuhan.
Konsumeristis: Adalah gaya hidup yang menghabiskan waktu, uang  dengan berbelanja sesuatu yang sebenarnya tidak diperlukan. Gaya hidup ini termasuk pemborosan, gaya hidup ini tidak sesuai dengan prinsip Firman Tuhan yakni hidup sederhana, membeli sesuatu berdasarkan kebutuhan dan bukan keinginan.

Citra Pelajar Kristen
Salah satu tugas seorang pelajar Kristen adalah memberitakan Injil. Alasan kita memberitakan Injil adalah:
a.       Agar dunia mengenal Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus
b.      Yesus memberikan kepada kita amanat agung yakni untuk memberitakan Injil sampai ke seluruh dunia sehingga banyak orang diselamatkan
c.       Sebagai ucapan syukur kita atas karya keselamatan yang sudah kita terima melalui Tuhan Yesus Kristus.
Beberapa ayat yang menyatakan supaya kita mencirikan diri kita sebagai pelajar Kristen adalah: Galatia 6:1-2: “Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan ,elalukan pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu jangan kena pencobaan. Bertolong-tolonganlah kamu menanggung bebanmu. Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.
Roma 13:13: “Kita harus melakukan hal-hal terhormat seperti yang biasa dilakukan orang di diang hari. Jangan berpesta pora melampui batas, atau mabuk. Jangan cabul, atau berkelakuan tidak sopan, jangan berkelahi, atau iri hati.

Kebudayaan dan Hubungannya dengan Iman Kristen
Kita sebagai orang percaya yang masih tinggal di dunia, tidak akan bisa lepas dengan kebudayaan. Jadi kita akan hidup berdampingan dengan kebudayaan dimana kita hidup. Namun perlu diwaspadai, karena ternyata tidak semua kebudayaan sesuai dengan Firman Tuhan, oleh sebeb itu orang Kristen perlu bersikap kritis. Sikap orang percaya terhadap kebudayaan adalah: Yang  pertama, jika kebudayaan itu tidak bertentangan dengan Firman Tuhan maka kebudayaan tersebut dapat dilaksanakan. Yang kedua, jika kebudayaan tersebut bertentangan dengan Firman Tuhan, maka jangan dilaksanakan sehingga hidup kita tetap sesuai dengan Firman Tuhan. Dengan kata lain kebudayaan perlu dikritisi apakah sesuai dengan Firman Tuhan atau tidak




Kamis, 27 Maret 2014

MATERI UTS X 1314 Gnp

MATERI UTS X 1314 Gnp
Roh Kudus
Roh Kudus adalah salah satu oknum dalam Tritunggal. Roh Kudus bukan hanya suatu kekuatan, namun Roh Kudus adalah seorang pribadi. Alkitab dengan jelas mencatat kisah-kisah yang menunjukkan Roh Kudus adalah seorang pribadi.
Roh Kudus berdiam di dalam diri setiap orang yang percaya, dimulai saat orang tersebut percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat. Roh Kudus akan pergi jika orang tersebut tidak percaya lagi kepada Tuhan Yesus. Jadi, sekalipun orang percaya berbuat dosa, roh Kudus tetap mendiaminya.
Roh Kudus memiliki perasaan sehingga Roh Kudus dapat bersukacita (jika orang percaya mentaati apa yang menjadi kehendak-Nya) dan dapat berduka (jika orang percaya tidak mentaati, Efesus 4:30).
Roh Kudus memiliki kehendak, seorang pribadi pastilah memiliki kehendak,keinginan, dan kehendak-Nya adalah melakukan Firman Tuhan, mengarahkan orang akan kebenaran. Roh Kudus juga memiliki kecerdasan, mampu menyelidiki hati dan pikiran manusia.
Roh Kudus adalah Roh, tidak kelihatan oleh mata jasmani namun keberadaan-Nya sungguh ada, tidak terbatas oleh ruang dan waktu, dan bahkan mampu hadir ditempat yang berbedadalam waktu yang bersamaan, Roh Kudus memiliki sifat mahahadir dan mahatahu.
Pekerjaan utama Roh Kudus adalah membimbing orang percaya kepada kebenaran. Roh Kudus seringkali bekerja melalui hati nurani manusia, berbisik mengingatkan akan Firman Tuhan, menegur jika orang berbuat dosa/menginsyafkan manusia akan dosa. Roh Kudus merupakan Roh yang lemah lembut, Ia tidak pernah memaksakan kehendak-Nya, Roh Kudus menghargai hak bebas manusia, karena Roh Kudus ingin manusia taat bukan dengan terpaksa namun dengan kesadaraan, kerelaan dan kasih untuk mentaati kehendak-Nya.
Roh Kudus juga berdoa untuk orang-orang percaya, membantu orang percaya dalam berdoa, karena seringkali orang percaya tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa. Di saat orang percaya mengalami pergumulan yang berat, Roh Kudus akan menguatkan kita untuk mampu bersyukur dan berdoa kepada Tuhan.

Persahabatan
DI dalam pergaulan ini kita akan berinteraksi dengan banyak orang, ada yang akan menjadi teman dan ada pula yang akan menjadi sahabat.
Teman adalah seseorang yang hanya sekedar kita tahu siapa namanya, tempat tinggalnya dimana, hanya sekedar teman main atau hanya ktemu dalam acra tertentu saja, dan belum terlalu kenal, tidak mengetahui karakter kita, dan juga belum bisa terlalu dipercaya, khususnya yang menyangkut hal-hal yang rahasia. Jumlah teman biasanya banyak.
Sahabat adalah Seseorang  yang sudah kita kenal, baik karakter, sifat-sifatnya dan juga rahasia hidupnya. Orang ini mampu dipercaya dan bahkan saling berbagi kepercayaan, akan mengusahakan waktu untuk menolong kita bahkan mau berkorban. Orang ini ada kemungkinan lebih dekat dari saudara. Jumlah sahabat biasanya lebih sedikit daripada teman.
Dalam menjalin persahabatan adakalanya kita menemukan sahabat yang lawan jenis, hal ini boleh-boleh saja, akan tetapi akan ada resiko yang dihadapi. Resikonya antara lain adalah salah satu dari sahabat tersebut (bisa Anda atau Dia) akan memiliki rasa suka/cinta, ingin memiliki hubungan lebih dari sahabat yakni sebagai pacar/kekasih. Jika hal ini terjadi, ada resiko yang besar, persahabatan dapat berubah menjadi permusuhan, namun jika hal ini dapat terselesaikan dengan baik persahabatan tetap dapat terjalin. Resiko yang lain adalah hubungan persahabatan ini akan menjadi pembicaraan orang lain, mungkin teman-teman kita dan bahkan akan dicurigai anggota keluarga kita, dikira Anda memiliki banyak pacar atau gonta-ganti pacar.
Di dalam Alkitab juga mencatat kisah persahabatan. Dalam Perjanjian Lama, terdapat persahabatan antara Daud dengan Yonathan (I Samuel 18-20). Keduanya memiliki latar belakang kehidupan yang cukup berbeda, Daud berasal dari keluarga biasa, rakyat biasa, pakaiannya biasa, tidak memiliki banyak harta, pekerjaannya penggembala domba, sedangkan Yonathan adalah anak raja, pangeran, berpakaian yang indah, gagah, dan memiliki banyak harta. Namun perbedaan latar belakang ini tidaklah menjadi penghalang bagi mereka. Alkitab mencatat (I Samuel 18:1) ketika Daud dan Yonathan berjumpa jiwa mereka berpadu, akrab dan menjadi sahabat karib. Untuk mengetahui kisahnya lebih jelas, dapat dibaca pada kitab I Samuel 18-20.
Di dalam Perjanjian Baru, tokoh yang patut kita teladani dalam menjalin persahabatan adalah Tuhan Yesus. Tuhan Yesus mau menjadi sahabat terhadap orang lain yang Ia jumpai, Tuhan Yesus tidak membeda-bedakan, bergaul dengan semua kalangan, bahkan Tuhan Yesus mau berkorban untuk mereka, membantu setiap orang yang memerlukan, menyembuhkan orang yang sakit, memberi makan kepada orang yang membutuhkan, dan bahkan menobatkan orang yang berdosa.
Markus 10:43-44”: ! “Tidaklah demikian diantara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka diantaramu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.”
Yohanes 15:12-13: “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seseorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”