MATERI UKK TINGKAT X TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SEMESTER GASAL
Pelajaran 1. Bertumbuh
Menjadi Dewasa
Salah satu
aspek kedewasaan yang perlu diperhatikan adlah aspek sosial. Kedewasaan dalam
aspek sosial seringkali ditunjukkan dengan kemampuan seseorang bergaul dengan
ornag lain dengan berbagai berbagai jenjang usia, perbedaan latar belakang
kebudayaan dan pendidikan. Yang perlu diperhatikan dalam aspek fisik adalah
mengendalikan dorongan seksual sehingga tidak jatuh dalam dosa seksual. Firman
Tuhan mengatakan jika seseorang laki-laki mamandang wanita dan menginginkannya
dia sudah berzinah. Perbuatan yang bertentangan dengan buah Roh adalah
perbuatan daging, yakni: Percabulan, pencemaran, hawa nafsu, penyembahan
berhala, perseteruan, sihir, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri
sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan.
Pelajaran 2. Takut Akan
Tuhan
Takut akan
Tuhan hendaknya dimiliki oleh orang Kristen, di dalamnya terkandung sikap pengakuan
bahwa Allah adalah sumber pengetahuan, mengagungkan nama-Nya, takut berbuat
dosa, kesadaran bahwa Tuhan yang berkuasa di atas segalanya.
Pelajaran 3. Karakter
Remaja Kristen
Masa remaja
merupakan masa pembentukan identitas, dimana remaja mencari dan memantapkan
sifat dan kebiasaan yang menjadi ciri khasnya tau disebut karakter.
Pelajaran 4. Membangun
Jati Diri
Dalam
membangun jati diri seringkali yang menjadi hambatan adalah pergaulan atau
lingkungan yang mengarah ke hal-hal negatife. Tujuan membangun jati diri adalah
mengasah kemampuan kita sehingga kita mampu menempatkan diri sesuai dengan
kemampuan.
Pelajaran 5. Berpikir
Positif
Salah satu
alat untuk mengembangkan diri dan berpikir positif adalah “jendela johari”,
dimana salah satu dari empat jendela tersebut adalah daerah terbuka: Ruang dimana
sifat, motivasi dapat diketahui orang lain. Salah satu cirri-ciri orang yang
berpikir positif adalah selalu menemukan hal-hal baru untuk dikerjakan.
Pelajaran 6. Berpikir
Kreatif dan Kritis
Salah satu
cirri orang yang berpikir kreatif adalah menerima dirinya apa adanya dan merasa
berguna bagi orang lain. Dengan hikmat dari Tuhan kita akan dimampukan untuk
berpikir kreatif dan kritis seperti yang dimiliki oleh raja Salomo.
Pelajaran 7. Menghadapi
Tantangan
Tipe manusia
yang pantang menyerah dalam menghadapi tantangan adalah tipe climber. Dalam
menghadapi tantangan seseorang perlu mengambil tindakan yang tepat yakni dengan
berdoa dan tetap berusaha.
Pelajaran 8. Dasar
Keluarga Kristen
Pernikahan
dalam Kekristenan berlangsung sekali dan untuk seumur hidup oleh karena
demikianlah Tuhan menghendaki, yakni setia dengan pasangan, dan dengan kata
lain tidak ada perceraian dalam Kekristenan.
Pelajaran 9. Cinta
Kasih Sebagai Pengikat Keluarga
Kasih
merupakan tali pengikat yang kuat dalam menjaga keutuhan rumah tangga,
sekalipin persoalan dan tantangan terus menghimpit. Kasih Kristus yang sempurna
mempukan rumah tangga tetap harmonis dan mesra.
SEMESTER GENAP
PELAJARAN 10. PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP KELUARGA
Keluarga di masa kini menghadapi masalah yang komplek,
seperti yang dijelaskan di bawah ini:
1.
Kemajuan Komunikasi dan Kemudahan
Pemerolehan Informasi
Kemajuan dalam kounikasi dan pemerolehan informasi memberi dampak positif
dan negatif. Dampak positif: Dapat berkomunikasi dengan anggota keluarga yang jauh
(jauh jadi dekat), mampu memperoleh informasi dengan mudah sehingga dapat
belajar dan mengembangkan diri.
Dampak negatif: Masing-masing anggota keluarga sibuk dengan telepon genggam
sehingga jarang berkumpul dengan anggota keluarga (dekat jadi jauh). Ada
kemungkinan besar anggota keluarga mengakses situs pornografi, adanya
perselingkuhan, penculikan melalui situs sosial.
2.
Perempuan yang Bekerja di Luar Rumah
Di era modern ini sudah merupakan hal yang biasa jika para perempuan
bekerja untuk mencari nafkah/bekerja di luar rumah. Setujuhkah Anda jika
seorang perempun yang sudah menikah dan memiliki anak bekerja? Pada dasarnya
perempuan bekerja di luar rumah itu boleh, namun fungsinya sebagai ibu rumah
tangga tidak boleh diabaikan.
3.
Workaholik (Bekerja Tanpa Henti)
Waktu adalah uang seringkali menjadi slogan masyarakat di era modern ini,
sehingga bekerja tanpa henti menjadi gaya hidup. Bekerja memang penting dan
menjadi keharusan, namun juga harus ada waktu untuk istirahat, Tuhan, keluarga
dan rekreasi.
4.
Gaya Hidup “Modern”
Ciri gaya hidup modern: Makana cepat saji, nongkrong di cafe, fashion yang
mengikuti trend.
5.
Kekerasan dalam Kelurga
Kekerasan
dalam rumah tangga seringkali didapat dari tayangan media massa yang memberikan
contoh tindakan kekerasan dalam rumah tangga. Oleh sebab itu seluruh aggota
keluarga perlu bijaksana dalam melihat tayangan media massa, khususnya
anak-anak harus diawasi.
PELAJARAN 11. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak
Pelajaran ini merupakan bekal bagi anak ketika menjadi
orang tua sehingga mampu menjadi orang tua dan melaksanakan fungsinya dengan
baik dan nantinya menghasilkan keturunan yang baik pula. Ada beberapa wujud
tanggung jawab orang tua terhadap anak, yakni:
1.
Mengasihi
Prinsip dalam mengasihi anak: Anak-anak adalah titipan Tuhan yang harus
memperoleh kasih sayang orang tua, Mengasihi anak tidak berarti memenuhi semua
tuntutan dan permintaan anak, Mengasihi juga berarti menghormati anak sebagai
pribadi yang utuh yang memiliki harkat dan martabat kemanusiaannya.
2.
Mencukupi Kebutuhan Anak
Pemeliharaan ini dalam aspek: Jasmani (kebutuhan sandang, pangan dan
papan), Kerohanian (mengenalkan anak kepada Tuhan), Psikologis (menciptakan
suasana aman, nyaman)
3.
Mendidik
Ulangan 6:4-9 menuliskan perintah Allah pada tiap orang tua untuk mendidik
anak-anaknya mengenal Tuhan dalam segala kondisi dan situasi. Baik buruknya
seorang anak sangat ditentukan oleh asuhan yang diberikan keluarganya.
Melaksanakan
tanggung jawab terhadap anak terhadap anak memang tidak mudah, tetapi dengan
berpegang pada hikmat yag datang dari Allah (Amsal 9:10), maka orang tua
dimampukan untuk menjalankannya dengan baik.
Pelajaran 12. Tanggung Jawab Anak Terhadap Orang Tua
Pelajaran ini memiliki tujuan supaya anak mengetahui dan
menerima tugasnya sebagai anak terhadap orang tua, anak menghormati orang tua
sesuai dengan Firman Tuhan. “Hai anak-anak taatilah orang tuamu di dalam Tuhan,
karena haruslah demikian (Efesus 6:1-3).
Ketaatan dan kepatuhan anak terhadap orang tua didasarkan
pada pemahaman sebagai berikut:
1.
Orang tua adalah wakil Allah dalam upaya
mendidik anak. Segala nasihat dan bimbingan orang tua memiliki tujuan mulia
dari Allah untuk kehidupan keluarga (Amsal 1:8-9).
2.
Orang juga manusia biasa yang juga
memiliki keterbatasan dan kelemahan oleh karena itu mereka juga mungkin berbuat
salah.
3.
Ketika usia lanjut, orang tua akan
mengalami kemunduran fisik dan cara berpikir, oleh sebab itu anak harus
memahami dan mengerti orang tua yang sudah mulai pikun.
Di era modern ini tidak sedikit orang tua yang pikun di titipkan
di panti asuhan dengan alasan: orang tua tersebut tidak memiliki anak ataupun
sanak keluarga, tidak ingin merepotkan anak-anak dan keluarga, anak kurang
mampu merawat orang tua atau anak-anak tidak ingin ditumpangi oleh orang tua
yang sudah lanjut usia. Orang tua yang dititipkan di panti asuhan itu boleh
saja dan juga baik, namu alangkah lebih baik jika orang tua dirawat sendiri
sebagai wujud kasih sayang anak terhadap orang tua.
Pelajaran 13. Keluarga dan Sekolah Sebagai Lembaga Pendidikan
1.
Keluarga sebagai Lembaga Pendidikan
Dalam Alkitab ditegaskan bahwa tugas
pendidikan adalah tugas utama orang tua. Keluarga adalah lembaga pendidik
pertama dan utama (orang tualah yang pertama kali mendidik anak, orang tua yang
paling banyak memiliki waktu bersama dengan anak, tugas utama yang mendidik
anak adalah orang tua). Pendidikan kepada anak juga dapat dimulai sejak dalam
kandungan.
2.
Tujuan
a.
Membina watak dan keahlian. Makna
terdalam dari pendidikan adalah mempersiapkan seseorang untuk memiliki keahlian,
sikap dan watak serta pikiran yang baik dan maju sebagai bekal untuk hidup di
masyarakat.
b.
Membebaskan. Pendidikan bertujuan
membebaskan anak dari ketergantungan, sehingga anak dapat mandiri.
3.
Hubungan Sinergis antara Keluarga dengan
Sekolah dalam Pelaksanaan Pendidikan. Keluarga dan sekolah harus bersama-sama
saling mendukung dalam melaksanakan tugas pendidikan bagi anak, harus ada
hubungan timbal balik antara keluarga dengan sekolah. Orang tua perlu menjaga
komunikasi dengan guru sehingga dapat mengikuti perkembangan belajar anaknya,
dan sebaliknya anak-anak wajib membicarakan dengan orang tua berbagai kendala
yang dihadapinya di sekolah.
4.
Belajar dari Kasus-kasus yang Terjadi
dalam Masyarakat
Ada banyak kasus yang terjadi ketika
keluarga tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan. Keluarga
ang tidak harmonis cenderung menghasilkan anak-anak yang kurang percaya diri
dan labil, lebih-lebih lagi jika anak-anak lari kepada jalan yang salah
(narkoba, miras, free sex). Dalam situasi seperti ini anak perlu mendapat
bimbingan sehingga mendapat solusi yang tepat.
PELAJARAN 14. MENJADI MURID YESUS KRISTUS
1.
Mewujudkan Identitas Sebagai Murid
Kristus
Ketika kita meu menjadi murid Kristus, berarti kita bersedia dan rela
mengikuti kehendak guru kita, yakni Yesus. Yang harus kita kerjakan untuk
mewujudkan identitas kita sebagai murid Kristus adalah: Mewujudkan kasih kepada
Allah dan kasih kepada sesama (Mat. 22:37-40), dan menjadi saksi Injil Yesus
Kristus (Mat. 28:19-20)
2.
Mengikut Yesus
Ada beberapa konsekwensi dalam mengikut Yesus (Luk. 9:22-26), yakni:
a.
Menyangkal diri (Maat. 16:24):
Menyatakan tidak pada diri kita untuk hal yang bertentangan dengan Firman Tuhan
walaupun terasa sakit dan merugikan kesenangan pribadi.
b.
Mengutamakan Yesus dalam Hidup (Luk.
14:26). Ketika kita menjadi murid Kristus, komitmen kita kepada Yesus lebih
diutamakan daripada terhadap yang lain.
c.
Memikul Salib: Rela menderita karena
iman kepada Yesus, memberitakan Injil, atau rela dianiaya karena kebenaran
Firman Tuhan. Contoh rasul paulus yang mau menderita karena memberitakan Injil.
d.
Mengikut Dia: Mengikuti teladan, ajaran
dan kehendak Kristus. Kita harus rela melepaskan diri dari gaya hidup yang
tidak sesuai dengan Firman Tuhan
3.
Menanggapi Panggilan Yesus Kristus
Sebagai
murid Kristus kita harus memberitakan Injil dimanapun kita berada, misalnya:
memberi contoh yang baik bagi keluarga, menjadi panutan bagi masyarakat,
menjadi anak yang mampu menjaga pergaualan. Intinya dimanapun kita berada kita
harus mewujudkan identitas kita melalui perkataan, sikap dan perbuatan kita.
PELAJARAN 15. MENGHARGAI ORANG LAIN
Jika kita memperhatikan tindak kejahatan di jaman
sekarang ini ternyata semakin meningkat kualitas dan kuantitasnya. Salah satu
penyebabnya adalah kurangnya rasa menghargai diri sendiri dan orang lain.
Misalnya menempatkan rasa “aku” atau ego sebagai pusat dari segalanya, sehingga
diri kita tidak boleh disakiti namun orang lain boleh disakiti.
Sebagai murid Kristus kita harus mengikuti teladan
Kristus yakni pengajaran cinta kasih. Sikap yang Tuhan Yesus perlihatkan kepada
orang-orang yang ditemuin-Nya dan menemui-Nya, ucapan yang Ia sampaikan,
tindakan yang Ia lakukan, semua itu menunjukkan Yesus mengasihi mereka tanpa
pamrih, Yesus begitu menghargai orang lain.
Setiap manusia diciptakan menurut gambar menurut gambar
dan rupa Allah (Kej. 1:26) dann di hadapan Tuhan semua manusia berharga (Yes.
42:4).
PELAJARAN 16. PERSAHABATAN
Pengajaran Alkitab tentang persahabatan Adalah:
1.
Kekuatan kasih
Persahabatan daud dengan Yonathan merupakan kisah persahabatan yang patut
diteladani. Mereka menjalin persahabatan
dengan sikap tulus, setia dan bersedia untuk memberikan yang terbaik satu
dengan yang lainnya (1Sam. 18 dan 20). Yonathan mengasihi Daud seperti jiwanya
sendiri. Paulus mengajarkan kasih dalam menjalin hubungan dengan orang lain
(1Kor. 13). Kasihlah yang mengikat satu dengan yang lainnya dan ikatan kasih
mampu menembus batas suku, golongan, status, jenis kelamin, agama.
2.
Yesus sebagai teladan yang setia
Alkitab memberitakan bahwa Yesus adalah sahabat bagi mereka yang dikucilkan
masyarakat. Yesus juga memberikan teladan tentang mengasihi sesama seperti
mengasihi diri sendiri:
a.
Memberikan pertolongn yang dibutuhkan
orang lain tanpa memperhatikan perbedaan suku, keyakinan, status, maupun
kondisi.
b.
Memperbaiki hubungan yang tidak beres
antara kita dengan sesama.
c.
Melayani dengan merendahkan diri-Nya
d.
Memberikan perintah untuk saling
mengasihi
e.
Mempercayakan dengan cara memberi
kesempatan/Memaafkan teman yang bersalah
f.
Memberikan nyawa-Nya
3.
Persahabatan dengan Dunia
Dalam kitab
Yakobus 4:1-10 mengingatkan kita untuk tidak membangun persahabatan dengan
dunia. Contoh persahabatan dengan dunia adalah bergaul dengan orang-orang yang
memiliki kebiasaan yang tidak benar, memakai obat-obatan terlarang, sek bebas,
merokok, pornograpi, suka kekerasan dan hal-hal lain yang merusak.
PELAJARAN 17. PACARAN
Pengertian Pacaran adalah hubungan khusus antara lawan
jenis (pria dengan perempuan) dengan tujuan saling mengenal dan nantinya
hubungan ini akan dilanjutkan dengan hubungan pernikahan yang memiliki asas
hukum dan teologis.
1.
Cinta
Cinta adalah hubungan antara lawan jenis yang akan menyiapkan diri menjadi
pasangan yang saling memberi dan menerima dan saling menghargi satu dengan yang
lainnya. Cinta adalah anugerah Tuhan.
Cinta ada dua kategori: Cinta emosi (cinta yang misterius, datang dan pergi
bagaikan angin, diungkapkan lewat syair, lagu, cenderung lebih emosional),
Cinta rasional (didominasi dengan rasio, diwujudkan dalam tindakan:care,
responsibility, respect, dan knowlegde).
Didalam alkitab cinta di wujudkana dalam kasih. Ada beberapa macam kasih;
a.
Agaphe (cinta tanpa pamrih yang berasal
dari Tuhan kepada manusia)
b.
Storge (Cinta hubungan darah, sifatnya
membantu, perhatian, tulus, melindungi)
c.
Filia (Cinta persahabtan/teman)
d.
Eros (Cinta birahi/seks, sumbernya pada
daya tarik antar lawan jenis)
Ciri-ciri orang jatuh cinta: bila
bertemu merasa bahagia dan ingin dekat selalu, kadang ada rasa canggung, rindu,
kurang tertarik lagi dengan orang lain, rela berkorban untukknya, mengalami
perasaan yang aneh, sulit digambarkan
2.
Seks
Seks adalah anugerah dari Tuhan yang baik, indah, nikmat dan hanya boleh
dilakukan oleh seseorang yang sudah memiliki hubungan pernikahan dengan
pasangannya yang syah. Seks bukanlah alat untuk memuaskan diri atau hanya untuk
senang-senang saja, oleh sebab itu semua orag percaya khususnya anak muda remaj
harus menjaga diri jngan sampai terjerumus dalam pergaulan seks bebas dan sek
bebas.
Jika seseorang sudah melakukan hubungan sek sebeklum adanya pernikahan,
maka orang tersebut berdosa. Namun jika orang tersebut minta ampun dan
berkomitmeen untuk tidak melakukan lagi maka Tuhan akan mengampuni, tetapi
konskwensi tetap akan ditanggung oleh keduanya.
3.
Kencan atau Pacaran
Hal yang penting dan perlu diperhatikan dalam berpacaran adalah:
a.
Mengenal sifat, kebiasaan dan corak
kepribadian satu dengan yang lain
b.
Belajar bagaimana berhubungan dengan
yang baik dan mengembangkan komunikasi
c.
Melatih diri untuk mendekatkan kepada
Tuhan dan mencari tahu apa yang Tuhan mau
d.
Belajar untuk membuka hati, berbagi
perasaan dengan pasangannya sebagai latihan dalam menghadapi persolan
bersama-sama
e.
Untuk mencintai dan dicintai dengan
belajar saling memberi dan menerima
f.
Untuk menikmati masa-masa yang indah
bersama orang yang dikasihinya