Selasa, 26 November 2013

TUGAS REMIDI UTS TINGKAT X SEMESTER GASAL
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Jawablah soal-soal dibawah ini dengan jelas
1.      Terdapat enam aspek kedewasaan untuk mencapai pribadi yang dewasa dan ideal. Jelaskan aspek perkembangan Sosial dan aspek Emosi manusia yang dewasa!
2.      Tuliskan bunyi dari kitab Lukas 2:52! Dan tuliskan ciri-ciri Yesus yang bertumbuh dengan ideal!
3.      Jelaskan pemahaman Anda tentang “Takut berbuat dosa” dan berikan contohnya (3)
4.      Korupsi merupakan perbuataan yang merugikan rakyat  dan  negara. Tuliskan opini/pendapat Anda tentaang korupsi yang merebak di jajaran pemerintahan negara Indonesia dalam  hubungannya dengan takut berbuat dosa!
5.      Pembentukan karakter dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pola asuh orang tua. Jelaskan peran pola asuh orang tua dalam pembentukan karakter seseorang!
6.      Sebutkan salah satu tokoh Alkitab yang Anda ketahui karakternya. Sebutkan karakter apa yang dimilikinya! Dan tuliskan kisahnya!
7.      Apakah pengertian karakter yang buruk? Dan berikan contohya (3)!
8.      Salah satu alat untuk membangun jati diri adalah jendela “Johari”. Jelaskan  manfaat jendela Johari! Dan apakah yang dimaksud daerah tidak dikenal itu?
9.      Uraikan pemahaman Anda tentang sikap Optimis! Dan tuliskan contohnya (2)!
10.  Tuliskan ciri-ciri orang yang memiliki karakteristik berpikir negatife (4)!


NB: Dapat dikumpulkan melalui email (candrase@gmail.com) atau kertas di meja Pak Candra, paling lambat tanggal 12 Desember 2013. GB
TUGAS REMIDI UTS TINGKAT XI SEMESTER GASAL
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Jawablah soal-soal dibawah ini dengan jelas
1.      Jelaskan pengertian nilai dan sebutkan 3 contoh nilai-nilai Kristiani yang berkembang di masyarakat!
2.      Perhatikan pernyataan berikut “Orang yang termasyur akan mendapatkan kebahagiaan sejati”. Berikan tanggapan Anda sebagai anak Tuhan!
3.      Tuliskan bunyi dari kitab Yohanes 15: 12-13!
4.      Dalam kekristenan dilarang melakukan poligami. Jelaskanlah apa akibat dari pernikahan poligami!
5.      Manusia diciptakan oleh Allah segambar dan  serupa dengan Allah (Kejadian 1:26-27). Jelaskan pandangan Anda tentang manusia diciptakan sesuai dengan gambar Allah!
6.      Tujuan utama kehadiran Tuhan Yesus adalah memperbahatui kita, agar kita menjadi manusia ciptaan baru. Tuliskan apa yang dituntut manusia baru di dalam Kristus!
7.      Apakah yang dimaksud dengan bercermin diri dan apakah tujuan dari bercermin diri?
8.      Yusuf merupakan salah satu tokoh yang dapat kita teladani dalam memperjuangkan imannya dengan memilih tindakan yang benar ketika menghadapi tantangan. Ceritakan kisah Yusuf dengan singkat jelas!
9.      Apakah manfaat bagi Anda setelah mengetahui kelebihan dan kelemahan sendiri? Jelaskan!
10.  Perhatikan kalimat ini “Tidak semua kelemahan berasal dari diri sendiri, seperti cacat fisik sejak dari lahir”Jelaskan pemahaman anda tentang rencana Tuhan dan kelebihan yang dimiliki orang cacat tersebut!

 NB: dapat dikumpulkan melalui emaul (candrase@gmail.com) atau kertas di meja Pak Candra, paling lambat tanggal 12 Desember 2013. GB
TUGAS REMIDI UTS TINGKAT XII SEMESTER GASAL
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Jawablah soal-soal dibawah ini dengan jelas
1.      Apakah pengertian institusi sosial dan berikan 3 contoh institusi sosial yang ada di sekitarmu!
2.      Gereja dan institusi sosial memiliki persamaan. Sebut dan jelaskan persamaan Gereja dengan institusi sosial (minimal 3)!
3.      Tuliskan bunyi dari kitab Ibrani 10:24, dan apakah tugas orang percaya di dalam persekutuan?
4.      Salah satu peran gereja di utus ke dalam dunia adalah “Gereja menyatakan tanda-tanda Kerajan Allah”, jelaskan maksudnya!
5.      Gereja diutus ke dalam dunia untuk memberitakan Injil. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Injil!
6.      Salah satu tugas gereja adalah melayani (diakonia). Bagaimana gereja dapat melaksanakan fungsi ini dalam masyarakat?
7.      Kita sebagai anggota gereja perlu bersikap kritis dalam gereja. Apakah yang dimaksud dengan bersikap kritis dalam gereja?
8.      Salah satu tantangan gereja dari dalam adalah adanya sekelompok orang di gereja menganggap dirinya benar dan yang lain salah. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tantangan ini!
9.      Salah satu tantangan gereja dari luar adalah tantangan hidup serba cepat. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tantangan ini!
10.  Salah satu tantangan ekternal gereja yang cukup berkembang adalah tantangan munculnya berbagai aliran dalam Kekristenan. Apa yang sebaiknya Anda lakukan dalam menghadapi tantangan ini?

NB: Dapat dikumpulkan melalui email (candrase@gmail.com) atau kertas di taruh dimeja Pak Candra,

       Paling lambat tanggal 12 Desember 2013. GB
  MATERI UAS XII SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2013/1014

PELAJARAN 1. Gereja Sebagai Institusi Sosial dan Persekutuan

Institusi Sosial adalah suatu perkumpulan sosial yang dilembagakan oleh undang-undang, adat atau kebiasaan atau juga dapat berarti perkumpulan atau paguyuban, organisasi sosial yang berkenaan dengan masyarakat. Dilihat dari definisi tersebut, maka gereja dapat digolongkan sebagai lembaga atau institusi. Gereja memiliki perangkat organisasi, lengkap dengan strukturnya, kepemimpinan dan keanggotaan. Gereja dibangun atas visi dan misi yang jelas, memiliki aturan serta sejarah yang turut mempengaruhi arah dan langkah gereja.
Kata Gereja merupakan terjemahan dari kata “ekklesia” yang artinya dipanggil keluar dari dunia mereka yang lama dan dikuduskan atau “diasingkan” dari persekutuan-persekutuan lain di dunia. Gereja digunakan oleh Allah sebagai “alat” dalam karya penyelamatan-Nya, yakni menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang buta, membebaskan orang tertindas, dan untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan yang telah datang (Luk. 4:18-19).
Gereja terbentuk karena Allah yang memanggil dan bukan karena orang-orang yang berkepentingan sama merasa perlu bersatu. Gereja berbeda dengan lembaga atau persekutuan lain. Gereja mempunyai hakekat lain. Ia berada di tengah-tengah dunia, tetapi ia tidak berasal dari dunia (Yoh. 17:11). Oleh karena itu, muncul istilah “gereja yang tidak kelihatan”, yakni gereja yang dalam iman.


PELAJARAN 2. Gereja Diutus ke dalam Dunia

Gereja Diutus ke dalam Dunia: Sebagai Penghubung Kristus dengan dunia

Gereja hidup di tengah-tengah dunia. Oleh karena itulah, keberadaan gereja tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sosialnya. Dr. J. L. Ch. Abineno mengatakan bahwa gereja adalah persekutuan yang menghubungkan Kristus dengan dunia. Dunia adalah ruang tempat gereja hidup, bersaksi dan melayani sebagai umat Allah. Sebagai persekutuan, gereja dipanggil sekaligus diutus ke dalam dunia untuk memberitakan perbuatan-perbuatan Allah yang besar. Inilah yang disebut dengan panggilan dan pengutusan gereja.

Gereja Memberitakan Injil

 Injil berasal dari bahasa Yunani euangelion yang berarti “kabar baik”. Dengan demikian, Injil yang dimaksud adalah Injil perdamaian yang adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan dan memperdamaikan segala sesuatu dengan Allah (bnd. Rm. 1: 16-17; Kol 1:20). Injil adalah berita sukacita yang utuh dan menyeluruh untuk segala makhluk, manusia dan alam lingkungan hidupnya. Injil menyangkut keseluruhan kehidupan manusia. Bukan hanya kehidupan nanti, melainkan kehidupan sekarang di dunia ini. Bukan hanya mengenai jiwa atau roh manusia, melainkan juga mengenai seluruh keberadaannya, baik sebagai makhluk rohani, maupun sebagai makhluk politik, makhluk sosial, makhluk ekonomi, makhluk ilmu dan teknologi, makhluk kebudayaan, dan sebagainya. Sebagai pekabar Injil dalam masyarakat, gereja juga dituntut untuk memberi perhatian pada persoalan-persoalan yang merendahkan harkat dan martabat manusia. Dengan demikianlah peran serta gereja dirasakan oleh masyarakat.

Gereja Menyatakan Tanda-Tanda Kerajaan Allah

Dalam pemberitaan-Nya, Yesus berkali-kali menyampaikan tentang kerajaan Allah. Yesus menegaskan bahwa Ia datang dan diutus ke dalam dunia untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah (Mat. 4:23; Luk. 4:43; 8:1). Yesus tidak pernah merumuskan pengertian-Nya tentang Kerajaan Allah. Arti Kerajaan Allah disampaikan oleh Yesus melalui berbagai perumpamaan (lih. Mat. 18:23; 22:2; 25:1). Bahkan, ketika orang Farisi bertanya mengenai Kerajaan Allah, Yesus justru menjawab, “Sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu” (Luk. 17:21b). Kalau begitu, apakah yang dimaksud dengan Kerajaan Allah?
Dr. Eka Darmaputera menjelaskan bahwa Kerajaan Allah menunjuk pada suatu keadaan atau suatu kenyataan dimana Allah dengan sepenuhnya akan memerintha dan memberlakukan kehendak-Nya, yaitu keadilan, kebenaran, perdamaian dan kesejahteraan yang menyeluruh bagi seluruh umat manusia. Tugas umat Kristen adalah untuk menyatakan “tanda-tanda” yang menunjuk pada Kerajaan Allah, yaitu menyatakan keadilan, kebenaran, perdamaian, dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia.


PELAJARAN 3. Bersikap Kritis terhadap Gereja

Menyikapi perkembangan yang ada dalam masyarakat, gereja masa kini dituntut untuk senantiasa memperbaharui diri guna memenuhi kebutuhan anggotanya dan sebagai jawaban atas tugas dan panggilannya. Gereja dapat membenah diri sehingga dapat menjadi persekutuan yang dipanggil untuk melayani Tuhan melalui pelayanan terhadap dirinya, masyarakat dan dunia ini.
Pergeseran dan perubahan itu terus-menerus terjadi dan derasnya arus pergeseran dan perubahan dalam masyarakat turut mempengaruhi gereja. Meskipun gereja bukan berasal dari “dunia” (Yoh. 17:16). Hal ini menantang gereja untuk turut menggumuli masalah-masalah yang timbul dan menyatakan sikapnya terhadap masalah-masalah itu. Gereja tidak dapat menutup mata terhadap lingkungan sekitarnya, terutama yang berkaitan dengan kebenaran, keadilan, kebebasan, kesetaraan dan kasih.

A.    Tantangan Internal

Tantangan internal adalah tantangan yang berasal dari tubuh gereja itu sendiri. Kenyataan gereja sebagai lembaga dan sebagai persekutuan melahirkan sebuah konsekuensi terutama menyangkut fungsi gereja. Adapun tantangan internal yaitu: Gereja hanya menekankan aspek kelembagaan dan mengabaikan persekutuan. Gereja sibuk dengan pebenahan dan urusan organisasi.
Terdapat pula sekelompok orang didalam gereja seringkali terjebak untuk menganggap dirinya lebih baik dan benar dari kelompok lain. Mereka tidak mau menerima kritik dari orang lain. Ini yang kita lihat dalam kasus reformasi gereja pada abad ke-16. Banyak orang melihat gereja tidak lagi menjalankan tugas dengan semestinya. Bukan memberitakan ajakan pertobatan yang sejati, menegur orang agar meninggalkan perbuatannya yang menyimpang, gereja malah terlibat dalam penjualan “surat pengampunan dosa”. Marthin Luther menentang hal ini dan menegaskan bahwa keselamatan tidak dapat diperjualbelikan dan tidak ada keselamatan di luar gereja. Keselamatan hanya diperoleh lewat anugerah Allah sendiri yang kita imani seperti yang dijelaskan oleh kitab suci. Kritik Marthin Luther dianggap sebagai pemberontakan. Sikap sok benar ini terkadang membuat kita memandang gereja sama saja dengan perkumpulan sosial, yakni orang-orang yang membentuk organisasi tersebut berhak untuk membubarkannya apabila sudah menyimpang atau kurang menguntungkan, dan akan mendukung bila hanya mendatangkan manfaat baginya.
Hal ni tidak boleh terjadi dalam gereja. Bila orang tidak puas dengan gerejanya, ia tidak perlu meninggalkannya, Seharusnya orang tersebut mencari penyelesaian masalah sesuai dengan Firman Tuhan. Marthin Luther dan Yohanes Calvin menasehatkan, bahwa untuk menyelesaikan masalah yang timbul didalam gereja hendaklah masing-masing yang terlibat dalam masalah tersebut “duduk disekitar firman (Alkitab) atau membicarakan penyelesaian secara bersama”. Untuk itulah diperlukan sikap kritis dalam gereja.
Dalam pelaksanaan tugas panggilan gereja kita pun harus bersikap kritis, yaitu mengkritisi bagaimana gereja melaksanakan tugas panggilannya agar gereja tidak kehilangan keseimbangan fungsi sosial dan persekutuan. Seringkali gereja terlalu menekankan satu aspek dan mengabaikan aspek yang lain. Misalnya, gereja menjadwalkan ibadah-ibadah yang begitu padat, namun di sisi yang lain gereja tidak pernah astau sangat jarang melakukan kegiatan diakonia, seperti bakti sosial. Jadi sikap kritis harus dilakukan untuk memeberikan masukan dalam rangka pembaharuan peran gereja di tengah dunia.

B.     Tantangan Eksternal

1.      Tantangan materialisme
Dewasa ini pola hidup materialism telah mempengaruhi berbagai lapisan masyarakat sehingga terciptalah mentalitas yang mengagung-agungkan materi atau benda. Segala sesuatu diukur atas dasar materi. Termasuk juga dalam gereja, mulai memandang bahwa yang paling penting adalah urusan fisik gereja (sarana dan prasarana). Oleh karena itulah, seluruh kegiatan gereja difokuskan pada pembangunan gereja sevara fisik. Membangun gereja dengan megah memang tidak salah, namun bila hanya itu yang menjadi fokus, sehinga seluruh daya dikerahkan demi pelaksanaannya, maka tindakan itu tidak dapat dibenarkan. Lebih baik mementingkan kesejahteraan dan ekonomi warga jemaat daripada pembangunan fisik.

2.      Tantangan pola hidup serba cepat
Perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang begitu pesat. Manusia tak henti-hentinya berusaha menciptakan cara agar hidupnya dapat lebih mudah. Salah satu dampaknya yang paling kelihatan adalah manusia cenderung memperoleh segala sesuatu secara cepat dan mudah (instan). Pola hidup yang seperti ini ada di sekitar kita misalnya, kita banyak menemukan restoran siap saji, mie instan, cetak foto instan dan sebagainya. Tanpa disadari juga pola hidup cepat telah masuk ke dalam masyarakat. Manusia cenderung ingin meraih segala sesuatu dengan cepat tanpa mengikuti prosedur yang sebenarnya. Mentalitas semacam ini baik disadari maupun tidak telah merasuk ke dalam kehidupan gereja. Segala proses kehidupan menjadi proses yang serba cepat dan mudah, misalnya saja mengenai kesembuhan yang ingin cepat, hari ini berdoa hari ini sembuh, dan juga dalam hal rezeki, manusia inginya mendapat berkat banyak dalam waktu yang instan.

3.      Tantangan munculnya berbagai aliran dalam kekristenan
Kita tidak dapat memungkiri kalau belakangan ini bermunculan berbagai aliran gereja. Masing-masing muncul dengan gaya dan ajaran yang berbeda-beda. Fenomena semacam ini menuntut kita untuk bersikap kritis terhadap aliran gereja yang muncul. Kita tidak boleh menerima begitu saja atau menutup diri terhadap diri terhadap fenomena tersebut. Sebaiknya, kita membandingkan ajaran-ajran itu dengan apa yang diajarkan oleh Alkitab dan ajaran yang diyakini oleh gereja. Salah satu usaha yang dapt kita lakukan untuk memperlengkapi diri adalah dengan mengikuti kelas pengajaran di gereja sehingga mengerti pengajaran yang benar menurut Alkitab.


PELAJARAN 4. Hubungan Gereja dan Negara
Pada zaman modern diberbagai belahan dunia, dapat dibedakan empat model hubungan gereja dengan negara:
1.      Terpisah dan bermusuhan. Dalam model ini gereja sama sekali diasingkan dari negara. Model ini banyak terjadi di negara-negara Eropa Timur dan Selatan, selama era komunis antara tahun 1960-an samapai dengan 1990-an.
2.      Pemisahan gereja dengan negara. Model ini dianut antara lain oleh Prancis dan Amerika Serikat. Di negara-negara ini, negara bersifat netral (tidak memihak). Gereja pada umumnya tidak mendapat subsidi dari pemerintah, namun tetap mendapat kebebasan penuh untuk berkembang.
3.      Mapan. Model ini dinikmati oleh gereja-gereja protestan di Eropa Utara 9Inggris, Swedia, Norwegia, Denmark, Finlandia, Islandia). Gereja mendapat dukungan dari negara.
4.      Semi terpisah. Model ini terutama dipraktikkan di Jerman. Gereja bebas menentukan dan mengurus dirinya sendiri secara terbatas. Para pemimpin gereja berhak berperan dalam layanan public 9rumah sakit, militer dan penjara) serta memungut pajak atas dasar keangotaan gereja. Agama diajarkan di sekolah umum.

Karena itu pula, gereja perlu bersikap kritis terhadap negara. Mengapa? Pengalaman menunjukkan ada dua kemungkinan:
a.       Gereja makin tersingkir, terdesak dan tidak mempunyai pengaruh  terhadap kehidupan masyarakat.
b.      Gereja ikut-ikutan saja dengan arus kebijakan negara sehingga makin kaburlah pemahaman mengenai misi gereja karena hal itu berarti gereja sudah menjadi serupa dengan dunia ini (Rm. 12:2).
Dalam sikap kritisnya, gereja harus selalu memohon bimbingan Roh Kudus untuk memanfaatkan kesempatan yang ada di dalam memenuhi panggilannya.


 Pelajaran 5. Fungsi dan Peran Agama dalam Masyarakat
Peran Agama yang Kostruktif
Seorang sosiolog asal Perancis, Emila Durkheim, mengatakan bahwa agama merupakan kekuatan yang amat mempengaruhi sikap hidup manusia secara individual maupun sosial dan seharusnya agama menjadi perekat sosial yang kuat dalam kehidupan manusia. Sejajar dengan itu, banawiratma mengatakan bahwa agama bukan hanya ajaran teoritis, merumuskan iman dan mengarahkan perilaku orang beriman, melainkan juga didalamnya terdapat norma dan aturan, perintah dan larangan yang berkenaan dengan etika dan moral masyarakat. Jadi dapat dikatakan bahwa selain menjadi sumber spiritual. Agama juga merupakan sumber etika dan moral dalam kehidupan masyarakat.

Peran Agama yang Destruktif
Pada awalnya, Fundamentalisme hanya ingn mengembalikan umat pada hal yang paling mendasar dalam agama yang dianutnya. Namun, dalam perkembangan berikutnya justru fundamentalisme semakin jauh dari ajaran agama itu sendiri. Pendukung fundamentalisme menerapkan tafsir yang sempit serta menolak studi kritis atas kitab suci. Justru dengan demikian mereka sering tidak berpijak pada kitab sucinya. Fundamentalisme keagamaan telah menjadi suatu ancaman terhadap perjuangan manusia untuk mendapatkan keadilan dan kebebasan beragama. Pada umumnya, mereka sangat menentang perubahan sosial termasuk perjuangan perempuan untuk mendapatkan kesetaraan.
           Kaum fundamentalis, di smeua agama, memandang diri sendiri sebagai satu-satunya pewaris yang sebenarnya dari kebenaran dan tradisi agama mereka. Orang lain dalam agama mereka yang mempunyai pandangan teologi yang berbeda akan dianggap sebagai penyesat dan Karen itu mereka tidak segan-segan menekan bahkan melenyapkan orang tersebut. Jelas bahwa mereka bukan hanya menimbulkan konflik dalam hubungannya dengan agama lain, tetapi juga dengan orang yang seagama.
           Tidak jauh berbeda dengan fundamentalisme, fanatisme juga membawa dampak yang tidak baik dalam kebersamam yang majemuk. Yahya Wijaya dalam bukunya, Iman Atau Fanatisme?, menuliskan bahwa orang fanatic kadang-kandang sangat mengagumkan dalam menjalankan ibadah. Mereka sangat aktif dan setia. Sangat tekun dalam mendalami kitab sucinya, Namun, mereka tiba-tiba dapat berubah wajah menjadi garang, menuduh dan menghukum setiap orang yang tidak setuju dengan pendapat mereka. Bahkan tidak jarang mereka sanga bersemangat melibatkan diri dalam pembunuhan dan perang. Sejarah mencatat, di Lebanon para penganut agama Kristen dan Islam Saling membunuh. Di Irlandia, penindasan dan terror tidak pernah berhenti di antara sebagian umat Protestan dan Katolik. Di India, balas dendam berkempanjangan antara pemeluk agama Hindu dengan Sikh dan Islam, dan Myanmar mayoritas yang beragama Budhisme menyingkirkan suku-suku minoritas: Rohingnya yang islam, Karen yang Kristen, dan naga yang Hindhu.
           Orang fanatik sering menganggap diri sebagai pembela agamnya. Ironisnya, indak pembelaan itu justru dengan cara yang dilarang agamanya sendiri. Ingatlah ketika Imam-imam kepala dan para tua-tua bangsa Yahudi memfitnah Yesus dan menghasut orang banyak untuk menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus (Mat. 26:57-68). Mereka bukan orang yang tidak tahu hokum Taurat yang berbunyi “Jangan mengucapkan saksi dusta tentag sesamamu”, “Jangan membunuh” (Kel. 20:13, 16). Mereka merasa telah membela hokum agama yang – menurut mereka – sudah dinodai oleh Yesus melalui perkataan dan perbuatn-Nya. Namun sesungguhnya justru mereka sendiri telah melanggar hukum itu. Jadi, orang fanatic bukan membela agama atau hukum dalam agamanya, melainkan membela pemahaman mereka atas hukum agama itu dan cara mereka melaksanakannya.

Pelajaran 6. SIMBOLISME DAN PLURALISME DALAM AGAMA

Simbolisme dalam Agama
Kata “simbol”berasal dari kata Yunani sumbolon, yang berarti suatu benda ingat-ingatan atau tanda pengingat. Bila dua orang pernah berkenalan, salah seorang dari antara mereka memberi suatu benda atau kata sandi sebagai kenang-kenangan kepada yang lain sewaktu hendak berpisah. Ketika kemudian hari mereka bertemu lagi, benda atau kata sandi itu ditunjukkan sebagai alat pengenal. Simbolisme adalah hal menggunakan simbol atau lambing tertentu untuk mengekspresikan gagasan tertentu.
Jadi, simbol adalah sebuah kata, objek, barang atau benda, tindakan, peristiwa yang mewakili, menggambarkan, mengisyaratkan, menandakan atau menyampaikan sesuatu yang lebih besar, lebih tinggi, lebih luhur daripada objek yang melambangkannya. Misalnya, cincin perkawinan. Cincin tersebut bukan sekedar tanda atau perhiasan. Benda itu menunjuk hal yang lebih luhur, yakni kehidupan perkawinan. Semua orang dapat membeli cincin, tetapi tidak semua orang membeli cincin perkawinan.
Dalam hal agama, simbol keagamaan memiliki fungsi sebagai tanda pengingat, perlambang dari hal-hal yang agung dan luhur dalam agama tersebut. Simbol memiliki peranan penting sebagai sarana umat menghayati agamanya.
Agama Kristen memiliki sejumlah simbol. Yang paling popular adalah salib. Namun, pada masa awal kekristenan, umat sering menggunakan ayam jago (Mat. 26:74-75) dan ikan sebagai simbol.
Beberapa contoh simbol dalam kekristenan:
Jenis
Ungkapan/Bentuk
Kata
Haleluya, syalom
Objek
Yerusalem, Sion, pohon anggur
Barang/benda
Salib, patung bunda Maria/Yesus, Rosario, jubah pendeta, minyak urapan
Tindakan
Menutup mata dan melipat tangan, mengangkat tangan untuk memberkati, berlutut, sakramen
Peristiwa
Natal, paskah

Dewasa ini ada kecenderungan dalam masyarakat untuk mengagung-agungkan simbol-simbol keagamaan dengan berbagai tujuan. Seorang yang menggunakan simbol keagamaan tertentu melambangkan tingginya kualitas imannya. Akibatnya, orang itu lebih melihat simbol tersebut dan melupakan apa yang disimbolkannya. Simbol itu dianggap sebagai keniscayaan bahkan menjadi berhala. Sikap ini sangat berbahaya sebab dengan menomorsatukan simbol berarti kita menomorduakan Tuhan.
Padahal simbol-simbol agama hanya memiliki makna sejauh simbol tersebut dipahami sesuai dengan tujuannya. Simbol tidak berkaitan dengan kualitas seseorang. Simbol tidak menjamin keselamatan seseorang, sebanyak apapun simbol yang dipergunakannya. Pengagungan simbol dapat memicu kecongkakan seseorang karena menganggap dirinya memiliki kadar iman yang lebih tinggi daripada orang lain. Oleh karena itu, kita harus bijaksana dengan penggunaaan simbol-simbol keagamaan agar tidak terjadi penyimpangan arti.

Pluralisme Agama
Menurut Kamus Kata-Kata Asing dalam Bahasa Indonesia, pulralisme berarti keadaaan masyarakat yang majemuk berdasarkan sudut pandang sosial politik. Pengertian sosiologis ini oleh para ahli teolog dikembangkan ke dalam lingkup agama-agama untuk menjelaskan kemajemukan agama-agama. Pengertian ini sesuai dengan kondisi masyarakat beragama di Indonesia yang majemuk. Dalam pluralisme agama, semua agama tidak dianggap sama, tetapi semua penganut agama-agama harus saling membuka diri terhadap masalah-masalah bersama dari sudut pandang agama masing-masing. Muara dari keterbukaan ini adalah pembentukan etika, moral dan spiritualitas masyarakat yang plural itu. Jadi, pluralism agama bukan sinkritisme. Jadi, pluralism harus dipahami sebagai semangat untuk menghargai keyakinan agama sendiri dan berbarengan dengan itu menghormati keyakinan agama lain. Penganut agama lain tidak dilihat sebagai musuh, lawan atau saingan. Sebaliknya, mereka adalah kawan sekerja, saudara, sesama yang memiliki tujuan yang sama, yakni kesejahteraan manusia dan alam ciptaan Tuhan.

MATERI UAS XI SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PELAJARAN 1. Bersikap Kritis Terhadap Nilai-nilai Universal di dalam Masyarakat
Nilai adalah perasaan tentang apa yang diinginkan atau tidak diinginkan yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang yang memiliki nilai itu. Macam-macam nilai Kristiani sangat banyak, diantaranya adalah: rela berkorban, monogami, setia, mengasihi musuh.

PELAJARAN 2. Iman Kristen dan Nilai-nilai Kristiani
Bunyi dari kitab Yohanes 15:12-13: “Inilah perintash-Ku supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”

PELAJARAN 3. Bercermin Diri
Bercermin diri adalah belajar mengenap diri sendiri tentang kelebihan dan kelemahan. Manusia diciptakan oleh Allah segambar dan serupa dengan Allah (Kejadian 1;26-27). Dengan kata lain manusia memiliki sifat-sifat Allah, seperti kasih, kebaikan, sukacita, kemurahan.

Pelajaran 4. Memilih yang Benar: Belajar dari Tokoh Alkitab
Salah satu tokoh Alkitab yang dapat kita teladani adalah Abraham. Abraham mampu memilih yang benar dengan mentaati perintah Tuhan, yakni berani pergi meninggalkan tanah kelahirannya dan menuju suatu daerah yang Tuhan belum tunjuukkan, mau mengorbankan anaknya Ishak, namun Tuhan menggantikannya dengan domba dan akhirnya keturunan Abraham seperti bintang di langit, seperti pasir di laut.  Stefanus merupakan tokoh Alkitab yang mati martir, menjelang kematiannya dia berdoa memohon agar orang yang menganiayanya diampuni. Stefanus merupakan seorang muda yang sudah menjadi pemimpim, dan wibawa seorang pemimpin terletak pada keteladanan hidup yang nyata.

Pelajaran 5. Memilih yang Benar: Belajar dari Sejarah Gereja
Theodora dan Dhidimus merupakan tokoh dari sejarah Alkitab. Nilai yang dapat dipelajari dari kisah hidup mereka adalah kesetiaan sampai akhir. Marinus adalah seorang komandan Romawi yang percaya kepada Tuhan Yesus sehingga ia harus dihukum mati. Orang yang mati oleh karena mempertahankan imannya disebut martir. Orang yang menyangkal Tuhan konsekwensinya adalah kehidupan kekal di neraka. Para tokoh gereja yang mati martir oleh karena mempertahankan iman kepada Tuhan merupakan teladan yang sangat baik. Mereka melakukan ini karena mempercayai bahwa keselamatan hanya di dapat di dalam iman kepada Tuan Yesus Kristus, jadi jika mereka mati mereka akan berjumpa dengan Tuhan dan mengalami hidup yang bahagia di surge.

Pelajaran 6. Pergaulan Remaja Kristen
Generasi muda merupakan penerus gereja dan bangsa karena pemuda merupakan harapan gereja dan bangsa. Oleh sebab itu pemuda perlu memiliki ketahanan diri (Pemahaman yang mendasar tentang nilai yang dianut sehingga mampu memfilter hal-hal yang tidak baik) sehingga pemudi/I mampu menghasilkan buah Roh (Galatia 5:22-23).

Pelajaran 7. Nikmat Membawa Maut
Seorang pemuda perlu waspada dalam bergaul, karena jika salah bergaul dapat merusak kebiasaan hidup yang baik (I Korintus 15:33). Pemuda/I harus mempersembahkan tubuhnya sebagai persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada Tuhan (Roma 12:1).

Pelajaran 8. Bersukarialah dalam Kemudaanmu

Kitab Pengkotbah 11:9: “Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu….tetapi ketahuilah bahwa karena hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan”. Ayat ini mengingatkan kita bahwa semasa muda kita tidak boleh berfoya-foya, mengikuti semua hawa nafsu atau keinginan dan perbuatan yang bertentangan dengan Firman Tuhan, karena suatu saat nanti apa yang kita lakuakn akan kita pertanggung jawabkan di hadapan Tuhan. Oleh sebab itu remaja Kristen tidak boleh sama dengan dunia/tampil berbeda dalam hal positif. Pemuda juga perlu memiliki motivasi yakni dorongan untuk mengejar tujuan yang ditetapkan.

Minggu, 24 November 2013

MATERI ULANGAN AKHIR SEMESTER KELAS X
SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PELAJARAN 1. Bertumbuh Menjadi Dewasa
Untuk bertumbuh dengan ideal, manusia perlu bertumbuh dalam keenam aspek, yakni: Aspek Kerohanian (memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan), Aspek fisik (bertambahnya berat dan tinggi badan), Aspek Moral (mampu membedakan mana yang baik dan yang jahat), Aspek Sosial (memiliki pergaulan dari berbagai latar belakang), Aspek Emosi (mampu mengungkapkan perasaan kepada orang yang tepat, cara yang tepat dan dalam waktu yang tepat), Aspek Intelektual (mampu berpikir abstrak).

Pelajaran 2. Takut Akan Tuhan
                Pengertian takut akan Tuhan adalah: Sikap yang harus dimiliki oleh orang percaya yang didalamnya tercakup: Takut berbuat dosa, taat, sadar bahwa Tuhan maha tahu. Orang yang memiliki sikap takut akan Tuhan akan mampu menghasilkan buah Roh di dalam hidupnya (Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurajan, kemurahan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri). Namun sebaliknya orang yang tiadak takut akan Tuhan akan menghasilkan buah daging (percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah).

Pelajaran 3. Karakter Remaja Kristen
                Pembentukan karakter adalah proses pencarian jati diri seseorang dalam menemukan siapa dirinya yang sesungguhnya sesuai dengan yang Tuhan kehendaki. Didalam diri manusia terdapat dua karakter, yakni: Karakter yang baik (Sikap/tindakan yang menguntungkan diri sendiri dan orang lain), Karakter yang burk (Sikap yang merugikan diri sendiri dan orang lain). Seluruh manusia di dunia ini tidak ada manusia yang sama persis, oleh sebab itu manusia merupakan mahluk yang unik dan special.

Pelajaran 4. Membangun Jati Diri
Tujuan dari membangun jati diri adalah dapat  mengetahui kelebihan dan kelemahan sehingga kita dapat memperbaiki diri dan mampu menempatkan diri pada posisi yang tepat. Salah satu alat untuk mengenal jati diri adalah melalui jendela johari (Terbuka: dapat diketahui oleh semua orang, Rahasia: hal yang Anda rahasiakan dari orang lain, Buta (hanya diketahui oleh orang lain, Tidak dikenal: Hanya Tuhan yang tahu).

Pelajaran 5. Berpikir Positif
                Kecenderungan manusia yang berdosa adalah berpikir ke hal yang negative, namun menjadi pengikut Kristus dituntut untuk berpikir positif. Ciri-ciri orang yang berpikir positif adalah: memiliki keyakina terhadap sikap/pendapat, mampu bertindak benar, sanggup menerima dirinya dan merasa berguna bagi orang lain, menerima pujian secara wajar, menikmati hidupnya, peka terhadap kebutuhan orang lain. Ciri orang yang berpikir negative adalah: Peka terhadap kritik, responsive terhadap pujian, hiperkritik, pesimis dan cenderung menghindari kompetisi yang sehat. Orang yang beripikir positif selalu melihat bahwa kesempatan yang ada akan digunakan dengan semaksimal mungkin, karena kesempatan tidak dating dua kali.

Pelajaran 6. Berpikir Kretaif dan Kritis
                Menurut Djalaludin Rahmat, ada dua macam cara berpikir, yakni: Autistik (berimajinasi) dan realistic (berdasarkan kenyataan). Beberapa contoh Tokoh-tokoh Alktab yang beripikir kreatif: Salomo (menggunakan hikmat untuk menyelesaikan persoalan),  Paulus (memiliki manajemen pekabaran Injil sehingga maksimal dalam melayani). Salah satu manfaat bripikir kritis dan kreatif adalah membangun kemandirian dalam mewujudkan ketaatan terhadap Tuhan.

Pelajaran 7. Menghadapi Tantangan
                Terdapat tiga type manusia: Quitter (mudah menyerah), Camper (Berjuang setengah-setengah), Climber (pantang menyerah). Tuhan Yesus pernah menghadapi tantangan di padang gurun waktu dicobai iblis. Salah satu tantangan yang berhasil Tuhan Yesus kalahkan adalah tantangan kebutuhan jasmani, yakni ditawari iblis dengan segala kenikmatan duniawi. Untuk menghadapi segala tantangan dunia ini kita harus mengandalkan Tuhan dan juga berusaha.

Pelajaran 8. Dasar Keluarga Kristen
                Di dalam kitab Efesus 6:1-3 dinyatakan bahwa orang tua dan anak seharusnya membangun komunikasi yang baik.  Salah satu dasar pernikahan Kristen adalah monogamy, maksudnya ialah menikah hanya dengan satu orang saja. Kasih yang tanpa batas juga harus diterapkan, misalnya orang tua kita sudah tua, kita sebagai anak harus metawatnya dengan sungguh-sungguh. Dan jika orang tua melakukan kesalahan dan minta maaf kepada kita adalah kita harus memaafkan dan mengasihinya.

Pelajaran 9. Cinta Kasih Sebagai Pengikat Keluarga

                Teknologi dapat mempererat keluarga, namun jika teknologi disalahgunakan masing-masing anggota keluarga akan egois, sibuk dengan urusannya masing-masing dan tidak peduli. Pengikat keluarga yang paling kuat adalah kasih Kristus.

Senin, 27 Mei 2013

Tugas Tingkat XI

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Tingkat XI Semester 4 Tahun Pelajaran 2012/2013

1.       Jelaskan dengan kata-kata Anda sendiri, apa yang disebut dengan gaya hidup modern.
2.       Sebut dan jelaskan bentuk-bentuk gaya hidup yang ada di sekitarmu (3).
3.       Hal positif apa yang Anda dapat pelajari dari gaya hidup modern? Jelaskan pendapat Anda.
4.       Jelaskan dengan kata-kata Anda sendiri gaya hidup modern materialistis dan konsumerisme.
5.       Gaya hidup hedinitis adalah gaya hidup yang suka berbelanja secara berlebihan. Menurut Anda boleh atau tidak kita Anda berbelanja, apa prinsip Anda dalam berbelanja supaya berbelanja dengan baik dan sesuai dengan prinsip Firman Tuhan.
6.       Masyarakat modern cenderung memiliki gaya hidup egois dan cuek. Jelaskan pendapat Anda mengenai sikap ini, dan bagaimanakah seharusnya Anda bersikap/memiliki gaya hidup yang benar.
7.       Tuliskan dengan kata-kata Anda sendiri, apakah yang dimaksud dengan citra pelajar Kristen?
8.       Jelaskan mengapa gaya hidup sederhana itu penting.
9.       Menurut ANda hal-hal apa saja yang dapat merusak citra pelajar Kristen.
10.   Firman Tuhan mengatakan “Sebab lebih berbahagia memberi daripada menerima” . Jelaskan pemahaman Anda mengenai Firman Tuhan ini dan berikan contoohnya.

NB:
 -   Tugas dapat dikumpulkan melalui email (candrase@gmail.com) atau dikumpulkan langsung ke Pak Candra.

-    Tugas dikumpulkan sebelum pelaksanaan ujian semester.

Minggu, 26 Mei 2013

Materi UKK Tingkat X 2012/2013 Gnp


MATERI UKK TINGKAT X TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SEMESTER GASAL
Pelajaran 1. Bertumbuh Menjadi Dewasa
Salah satu aspek kedewasaan yang perlu diperhatikan adlah aspek sosial. Kedewasaan dalam aspek sosial seringkali ditunjukkan dengan kemampuan seseorang bergaul dengan ornag lain dengan berbagai berbagai jenjang usia, perbedaan latar belakang kebudayaan dan pendidikan. Yang perlu diperhatikan dalam aspek fisik adalah mengendalikan dorongan seksual sehingga tidak jatuh dalam dosa seksual. Firman Tuhan mengatakan jika seseorang laki-laki mamandang wanita dan menginginkannya dia sudah berzinah. Perbuatan yang bertentangan dengan buah Roh adalah perbuatan daging, yakni: Percabulan, pencemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, perseteruan, sihir, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan.
Pelajaran 2. Takut Akan Tuhan
Takut akan Tuhan hendaknya dimiliki oleh orang Kristen, di dalamnya terkandung sikap pengakuan bahwa Allah adalah sumber pengetahuan, mengagungkan nama-Nya, takut berbuat dosa, kesadaran bahwa Tuhan yang berkuasa di atas segalanya.
Pelajaran 3. Karakter Remaja Kristen
Masa remaja merupakan masa pembentukan identitas, dimana remaja mencari dan memantapkan sifat dan kebiasaan yang menjadi ciri khasnya tau disebut karakter.
Pelajaran 4. Membangun Jati Diri
Dalam membangun jati diri seringkali yang menjadi hambatan adalah pergaulan atau lingkungan yang mengarah ke hal-hal negatife. Tujuan membangun jati diri adalah mengasah kemampuan kita sehingga kita mampu menempatkan diri sesuai dengan kemampuan.
Pelajaran 5. Berpikir Positif
Salah satu alat untuk mengembangkan diri dan berpikir positif adalah “jendela johari”, dimana salah satu dari empat jendela tersebut adalah daerah terbuka: Ruang dimana sifat, motivasi dapat diketahui orang lain. Salah satu cirri-ciri orang yang berpikir positif adalah selalu menemukan hal-hal baru untuk dikerjakan.
Pelajaran 6. Berpikir Kreatif dan Kritis
Salah satu cirri orang yang berpikir kreatif adalah menerima dirinya apa adanya dan merasa berguna bagi orang lain. Dengan hikmat dari Tuhan kita akan dimampukan untuk berpikir kreatif dan kritis seperti yang dimiliki oleh raja Salomo.
Pelajaran 7. Menghadapi Tantangan
Tipe manusia yang pantang menyerah dalam menghadapi tantangan adalah tipe climber. Dalam menghadapi tantangan seseorang perlu mengambil tindakan yang tepat yakni dengan berdoa dan tetap berusaha.
Pelajaran 8. Dasar Keluarga Kristen
Pernikahan dalam Kekristenan berlangsung sekali dan untuk seumur hidup oleh karena demikianlah Tuhan menghendaki, yakni setia dengan pasangan, dan dengan kata lain tidak ada perceraian dalam Kekristenan.
Pelajaran 9. Cinta Kasih Sebagai Pengikat Keluarga
Kasih merupakan tali pengikat yang kuat dalam menjaga keutuhan rumah tangga, sekalipin persoalan dan tantangan terus menghimpit. Kasih Kristus yang sempurna mempukan rumah tangga tetap harmonis dan mesra.


SEMESTER GENAP
PELAJARAN 10. PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP KELUARGA
Keluarga di masa kini menghadapi masalah yang komplek, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
1.      Kemajuan Komunikasi dan Kemudahan Pemerolehan Informasi
Kemajuan dalam kounikasi dan pemerolehan informasi memberi dampak positif dan negatif. Dampak positif: Dapat berkomunikasi dengan anggota keluarga yang jauh (jauh jadi dekat), mampu memperoleh informasi dengan mudah sehingga dapat belajar dan mengembangkan diri.
Dampak negatif: Masing-masing anggota keluarga sibuk dengan telepon genggam sehingga jarang berkumpul dengan anggota keluarga (dekat jadi jauh). Ada kemungkinan besar anggota keluarga mengakses situs pornografi, adanya perselingkuhan, penculikan melalui situs sosial.
2.      Perempuan yang Bekerja di Luar Rumah
Di era modern ini sudah merupakan hal yang biasa jika para perempuan bekerja untuk mencari nafkah/bekerja di luar rumah. Setujuhkah Anda jika seorang perempun yang sudah menikah dan memiliki anak bekerja? Pada dasarnya perempuan bekerja di luar rumah itu boleh, namun fungsinya sebagai ibu rumah tangga tidak boleh diabaikan.
3.      Workaholik (Bekerja Tanpa Henti)
Waktu adalah uang seringkali menjadi slogan masyarakat di era modern ini, sehingga bekerja tanpa henti menjadi gaya hidup. Bekerja memang penting dan menjadi keharusan, namun juga harus ada waktu untuk istirahat, Tuhan, keluarga dan rekreasi.
4.      Gaya Hidup “Modern”
Ciri gaya hidup modern: Makana cepat saji, nongkrong di cafe, fashion yang mengikuti trend.
5.      Kekerasan dalam Kelurga
Kekerasan dalam rumah tangga seringkali didapat dari tayangan media massa yang memberikan contoh tindakan kekerasan dalam rumah tangga. Oleh sebab itu seluruh aggota keluarga perlu bijaksana dalam melihat tayangan media massa, khususnya anak-anak harus diawasi.

PELAJARAN 11. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak
Pelajaran ini merupakan bekal bagi anak ketika menjadi orang tua sehingga mampu menjadi orang tua dan melaksanakan fungsinya dengan baik dan nantinya menghasilkan keturunan yang baik pula. Ada beberapa wujud tanggung jawab orang tua terhadap anak, yakni:
1.      Mengasihi
Prinsip dalam mengasihi anak: Anak-anak adalah titipan Tuhan yang harus memperoleh kasih sayang orang tua, Mengasihi anak tidak berarti memenuhi semua tuntutan dan permintaan anak, Mengasihi juga berarti menghormati anak sebagai pribadi yang utuh yang memiliki harkat dan martabat kemanusiaannya.
2.      Mencukupi Kebutuhan Anak
Pemeliharaan ini dalam aspek: Jasmani (kebutuhan sandang, pangan dan papan), Kerohanian (mengenalkan anak kepada Tuhan), Psikologis (menciptakan suasana aman, nyaman)
3.      Mendidik
Ulangan 6:4-9 menuliskan perintah Allah pada tiap orang tua untuk mendidik anak-anaknya mengenal Tuhan dalam segala kondisi dan situasi. Baik buruknya seorang anak sangat ditentukan oleh asuhan yang diberikan keluarganya.
Melaksanakan tanggung jawab terhadap anak terhadap anak memang tidak mudah, tetapi dengan berpegang pada hikmat yag datang dari Allah (Amsal 9:10), maka orang tua dimampukan untuk menjalankannya dengan baik.

  
Pelajaran 12. Tanggung Jawab Anak Terhadap Orang Tua
Pelajaran ini memiliki tujuan supaya anak mengetahui dan menerima tugasnya sebagai anak terhadap orang tua, anak menghormati orang tua sesuai dengan Firman Tuhan. “Hai anak-anak taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian (Efesus 6:1-3).
Ketaatan dan kepatuhan anak terhadap orang tua didasarkan pada pemahaman sebagai berikut:
1.      Orang tua adalah wakil Allah dalam upaya mendidik anak. Segala nasihat dan bimbingan orang tua memiliki tujuan mulia dari Allah untuk kehidupan keluarga (Amsal 1:8-9).
2.      Orang juga manusia biasa yang juga memiliki keterbatasan dan kelemahan oleh karena itu mereka juga mungkin berbuat salah.
3.      Ketika usia lanjut, orang tua akan mengalami kemunduran fisik dan cara berpikir, oleh sebab itu anak harus memahami dan mengerti orang tua yang sudah mulai pikun.
Di era modern ini tidak sedikit orang tua yang pikun di titipkan di panti asuhan dengan alasan: orang tua tersebut tidak memiliki anak ataupun sanak keluarga, tidak ingin merepotkan anak-anak dan keluarga, anak kurang mampu merawat orang tua atau anak-anak tidak ingin ditumpangi oleh orang tua yang sudah lanjut usia. Orang tua yang dititipkan di panti asuhan itu boleh saja dan juga baik, namu alangkah lebih baik jika orang tua dirawat sendiri sebagai wujud kasih sayang anak terhadap orang tua.

Pelajaran 13. Keluarga dan Sekolah Sebagai Lembaga Pendidikan
1.      Keluarga sebagai Lembaga Pendidikan
Dalam Alkitab ditegaskan bahwa tugas pendidikan adalah tugas utama orang tua. Keluarga adalah lembaga pendidik pertama dan utama (orang tualah yang pertama kali mendidik anak, orang tua yang paling banyak memiliki waktu bersama dengan anak, tugas utama yang mendidik anak adalah orang tua). Pendidikan kepada anak juga dapat dimulai sejak dalam kandungan.
2.      Tujuan
a.       Membina watak dan keahlian. Makna terdalam dari pendidikan adalah mempersiapkan seseorang untuk memiliki keahlian, sikap dan watak serta pikiran yang baik dan maju sebagai bekal untuk hidup di masyarakat.
b.      Membebaskan. Pendidikan bertujuan membebaskan anak dari ketergantungan, sehingga anak dapat mandiri.
3.      Hubungan Sinergis antara Keluarga dengan Sekolah dalam Pelaksanaan Pendidikan. Keluarga dan sekolah harus bersama-sama saling mendukung dalam melaksanakan tugas pendidikan bagi anak, harus ada hubungan timbal balik antara keluarga dengan sekolah. Orang tua perlu menjaga komunikasi dengan guru sehingga dapat mengikuti perkembangan belajar anaknya, dan sebaliknya anak-anak wajib membicarakan dengan orang tua berbagai kendala yang dihadapinya di sekolah.
4.      Belajar dari Kasus-kasus yang Terjadi dalam Masyarakat
Ada banyak kasus yang terjadi ketika keluarga tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan. Keluarga ang tidak harmonis cenderung menghasilkan anak-anak yang kurang percaya diri dan labil, lebih-lebih lagi jika anak-anak lari kepada jalan yang salah (narkoba, miras, free sex). Dalam situasi seperti ini anak perlu mendapat bimbingan sehingga mendapat solusi yang tepat.

PELAJARAN 14. MENJADI MURID YESUS KRISTUS
1.      Mewujudkan Identitas Sebagai Murid Kristus
Ketika kita meu menjadi murid Kristus, berarti kita bersedia dan rela mengikuti kehendak guru kita, yakni Yesus. Yang harus kita kerjakan untuk mewujudkan identitas kita sebagai murid Kristus adalah: Mewujudkan kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama (Mat. 22:37-40), dan menjadi saksi Injil Yesus Kristus (Mat. 28:19-20)
2.      Mengikut Yesus
Ada beberapa konsekwensi dalam mengikut Yesus (Luk. 9:22-26), yakni:
a.       Menyangkal diri (Maat. 16:24): Menyatakan tidak pada diri kita untuk hal yang bertentangan dengan Firman Tuhan walaupun terasa sakit dan merugikan kesenangan pribadi.
b.      Mengutamakan Yesus dalam Hidup (Luk. 14:26). Ketika kita menjadi murid Kristus, komitmen kita kepada Yesus lebih diutamakan daripada terhadap yang lain.
c.       Memikul Salib: Rela menderita karena iman kepada Yesus, memberitakan Injil, atau rela dianiaya karena kebenaran Firman Tuhan. Contoh rasul paulus yang mau menderita karena memberitakan Injil.
d.      Mengikut Dia: Mengikuti teladan, ajaran dan kehendak Kristus. Kita harus rela melepaskan diri dari gaya hidup yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan
3.      Menanggapi Panggilan Yesus Kristus
Sebagai murid Kristus kita harus memberitakan Injil dimanapun kita berada, misalnya: memberi contoh yang baik bagi keluarga, menjadi panutan bagi masyarakat, menjadi anak yang mampu menjaga pergaualan. Intinya dimanapun kita berada kita harus mewujudkan identitas kita melalui perkataan, sikap dan perbuatan kita.

PELAJARAN 15. MENGHARGAI ORANG LAIN
Jika kita memperhatikan tindak kejahatan di jaman sekarang ini ternyata semakin meningkat kualitas dan kuantitasnya. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya rasa menghargai diri sendiri dan orang lain. Misalnya menempatkan rasa “aku” atau ego sebagai pusat dari segalanya, sehingga diri kita tidak boleh disakiti namun orang lain boleh disakiti.
Sebagai murid Kristus kita harus mengikuti teladan Kristus yakni pengajaran cinta kasih. Sikap yang Tuhan Yesus perlihatkan kepada orang-orang yang ditemuin-Nya dan menemui-Nya, ucapan yang Ia sampaikan, tindakan yang Ia lakukan, semua itu menunjukkan Yesus mengasihi mereka tanpa pamrih, Yesus begitu menghargai orang lain.
Setiap manusia diciptakan menurut gambar menurut gambar dan rupa Allah (Kej. 1:26) dann di hadapan Tuhan semua manusia berharga (Yes. 42:4).

PELAJARAN 16. PERSAHABATAN
Pengajaran Alkitab tentang persahabatan Adalah:
1.      Kekuatan kasih
Persahabatan daud dengan Yonathan merupakan kisah persahabatan yang patut diteladani.  Mereka menjalin persahabatan dengan sikap tulus, setia dan bersedia untuk memberikan yang terbaik satu dengan yang lainnya (1Sam. 18 dan 20). Yonathan mengasihi Daud seperti jiwanya sendiri. Paulus mengajarkan kasih dalam menjalin hubungan dengan orang lain (1Kor. 13). Kasihlah yang mengikat satu dengan yang lainnya dan ikatan kasih mampu menembus batas suku, golongan, status, jenis kelamin, agama.
2.      Yesus sebagai teladan yang setia
Alkitab memberitakan bahwa Yesus adalah sahabat bagi mereka yang dikucilkan masyarakat. Yesus juga memberikan teladan tentang mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri:
a.       Memberikan pertolongn yang dibutuhkan orang lain tanpa memperhatikan perbedaan suku, keyakinan, status, maupun kondisi.
b.      Memperbaiki hubungan yang tidak beres antara kita dengan sesama.
c.       Melayani dengan merendahkan diri-Nya
d.      Memberikan perintah untuk saling mengasihi
e.       Mempercayakan dengan cara memberi kesempatan/Memaafkan teman yang bersalah
f.       Memberikan nyawa-Nya
3.      Persahabatan dengan Dunia
Dalam kitab Yakobus 4:1-10 mengingatkan kita untuk tidak membangun persahabatan dengan dunia. Contoh persahabatan dengan dunia adalah bergaul dengan orang-orang yang memiliki kebiasaan yang tidak benar, memakai obat-obatan terlarang, sek bebas, merokok, pornograpi, suka kekerasan dan hal-hal lain yang merusak.
PELAJARAN 17. PACARAN
Pengertian Pacaran adalah hubungan khusus antara lawan jenis (pria dengan perempuan) dengan tujuan saling mengenal dan nantinya hubungan ini akan dilanjutkan dengan hubungan pernikahan yang memiliki asas hukum dan teologis.
1.      Cinta
Cinta adalah hubungan antara lawan jenis yang akan menyiapkan diri menjadi pasangan yang saling memberi dan menerima dan saling menghargi satu dengan yang lainnya. Cinta adalah anugerah Tuhan.
Cinta ada dua kategori: Cinta emosi (cinta yang misterius, datang dan pergi bagaikan angin, diungkapkan lewat syair, lagu, cenderung lebih emosional), Cinta rasional (didominasi dengan rasio, diwujudkan dalam tindakan:care, responsibility, respect, dan knowlegde).
Didalam alkitab cinta di wujudkana dalam kasih. Ada beberapa macam kasih;
a.       Agaphe (cinta tanpa pamrih yang berasal dari Tuhan kepada manusia)
b.      Storge (Cinta hubungan darah, sifatnya membantu, perhatian, tulus, melindungi)
c.       Filia (Cinta persahabtan/teman)
d.      Eros (Cinta birahi/seks, sumbernya pada daya tarik antar lawan jenis)
Ciri-ciri orang jatuh cinta: bila bertemu merasa bahagia dan ingin dekat selalu, kadang ada rasa canggung, rindu, kurang tertarik lagi dengan orang lain, rela berkorban untukknya, mengalami perasaan yang aneh, sulit digambarkan
2.      Seks
Seks adalah anugerah dari Tuhan yang baik, indah, nikmat dan hanya boleh dilakukan oleh seseorang yang sudah memiliki hubungan pernikahan dengan pasangannya yang syah. Seks bukanlah alat untuk memuaskan diri atau hanya untuk senang-senang saja, oleh sebab itu semua orag percaya khususnya anak muda remaj harus menjaga diri jngan sampai terjerumus dalam pergaulan seks bebas dan sek bebas.
Jika seseorang sudah melakukan hubungan sek sebeklum adanya pernikahan, maka orang tersebut berdosa. Namun jika orang tersebut minta ampun dan berkomitmeen untuk tidak melakukan lagi maka Tuhan akan mengampuni, tetapi konskwensi tetap akan ditanggung oleh keduanya.
3.      Kencan atau Pacaran
Hal yang penting dan perlu diperhatikan dalam berpacaran adalah:
a.       Mengenal sifat, kebiasaan dan corak kepribadian satu dengan yang lain
b.      Belajar bagaimana berhubungan dengan yang baik dan mengembangkan komunikasi
c.       Melatih diri untuk mendekatkan kepada Tuhan dan mencari tahu apa yang Tuhan mau
d.      Belajar untuk membuka hati, berbagi perasaan dengan pasangannya sebagai latihan dalam menghadapi persolan bersama-sama
e.       Untuk mencintai dan dicintai dengan belajar saling memberi dan menerima
f.       Untuk menikmati masa-masa yang indah bersama orang yang dikasihinya