Rabu, 18 April 2012


MATERI ULANGAN KENAIKAN KELAS X
TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PELAJARAN 10
PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP KELUARGA
Keluarga di masa kini menghadapi masalah yang komplek, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
1.      Kemajuan Komunikasi dan Kemudahan Pemerolehan Informasi
Kemajuan dalam kounikasi dan pemerolehan informasi memberi dampak positif dan negatif. Dampak positif: Dapat berkomunikasi dengan anggota keluarga yang jauh (jauh jadi dekat), mampu memperoleh informasi dengan mudah sehingga dapat belajar dan mengembangkan diri.
Dampak negatif: Masing-masing anggota keluarga sibuk dengan telepon genggam sehingga jarang berkumpul dengan anggota keluarga (dekat jadi jauh). Ada kemungkinan besar anggota keluarga mengakses situs pornografi, adanya perselingkuhan, penculikan melalui situs sosial.
2.      Perempuan yang Bekerja di Luar Rumah
Di era modern ini sudah merupakan hal yang biasa jika para perempuan bekerja untuk mencari nafkah/bekerja di luar rumah. Setujuhkah Anda jika seorang perempun yang sudah menikah dan memiliki anak bekerja? Pada dasarnya perempuan bekerja di luar rumah itu boleh, namun fungsinya sebagai ibu rumah tangga tidak boleh diabaikan.
3.      Workaholik (Bekerja Tanpa Henti)
Waktu adalah uang seringkali menjadi slogan masyarakat di era modern ini, sehingga bekerja tanpa henti menjadi gaya hidup. Bekerja memang penting dan menjadi keharusan, namun juga harus ada waktu untuk istirahat, Tuhan, keluarga dan rekreasi.
4.      Gaya Hidup “Modern”
Ciri gaya hidup modern: Makana cepat saji, nongkrong di cafe, fashion yang mengikuti trend.
5.      Kekerasan dalam Kelurga
Kekerasan dalam rumah tangga seringkali didapat dari tayangan media massa yang memberikan contoh tindakan kekerasan dalam rumah tangga. Oleh sebab itu seluruh aggota keluarga perlu bijaksana dalam melihat tayangan media massa, khususnya anak-anak harus diawasi.

PELAJARAN 11
Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak
Pelajaran ini merupakan bekal bagi anak ketika menjadi orang tua sehingga mampu menjadi orang tua dan melaksanakan fungsinya dengan baik dan nantinya menghasilkan keturunan yang baik pula. Ada beberapa wujud tanggung jawab orang tua terhadap anak, yakni:
1.      Mengasihi
Prinsip dalam mengasihi anak: Anak-anak adalah titipan Tuhan yang harus memperoleh kasing sayang orang tua, Mengasihi anak tidak berarti memenuhi semua tuntutan dan permintaan anak, Mengasihi juga berarti menghormati anak sebaga pribadi yang utuh yang memiliki harkat dan martabat kemanusiaannya.
2.      Mencukupi Kebutuhan Anak
Pemeliharaan ini dalam aspek: Jasmani (kebutuhan sandang, pangan dan papan), Kerohanian (mengenalkan anak kepada Tuhan), Psikologis (menciptakan suasana aman, nyaman)
3.      Mendidik
Ulangan 6:4-9 menuliskan perintah Allah pada tiap orang tua untuk mendidik anak-anaknya mengenal Tuhan dalam segala kondisi dan situasi. Baik buruknya seorang anak sangat ditentukan oleh asuhan yang diberikan keluarganya.
Melaksanakan tanggung jawab terhadap anak terhadap anak memang tidak mudah, tetapi dengan berpegang pada hikmat yag datang dari Allah (Amsal 9:10), maka orang tua dimampukan untuk menjalankannya dengan baik.

Pelajaran 12
Tanggung Jawab Anak Terhadap Orang Tua

Pelajaran ini memiliki tujuan supaya anak mengetahui dan menerima tugasnya sebagai anak terhadap orang tua, anak menghormati orang tua sesuai dengan Firman Tuhan. “Hai anak-anak taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian (Efesus 6:1-3).
Ketaatan dan kepatuhan anak terhadap orang tua didasarkan pada pemahaman sebagai berikut:
1.      Orang tua adalah wakil Allah dalam upaya mendidik anak. Segala nasihat dan bimbingan orang tua memiliki tujuan mulia dari Allah untuk kehidupan keluarga (Amsal 1:8-9).
2.      Orang juga manusia biasa yang juga memiliki keterbatasan dan kelemahan oleh karena itu mereka juga mungkin berbuat salah.
3.      Ketika usia lanjut, orang tua akan mengalami kemunduran fisik dan cara berpikir, oleh sebab itu anak harus memahami dan mengerti orang tua yang sudah mulai pikun.
Di era modern ini tidak sedikit orang tua yang pikun di titipkan di panti asuhan dengan alasan: orang tua tersebut tidak memiliki anak ataupun sanak keluarga, tidak ingin merepotkan anak-anak dan keluarga, anak kurang mampu merawat orang tua atau anak-anak tidak ingin ditumpangi oleh orang tua yang sudah lanjut usia. Orang tua yang dititipkan di panti asuhan itu boleh saja dan juga baik, namu alangkah lebih baik jika orang tua dirawat sendiri sebagai wujud kasih sayang anak terhadap orang tua.

Pelajaran 13
Keluarga dan Sekolah Sebagai Lembaga Pendidikan
1.      Keluarga sebagai Lembaga Pendidikan
Dalam Alkitab ditegaskan bahwa tugas pendidikan adalah tugas utama orang tua. Keluarga adalah lembaga pendidik pertama dan utama (orang tualah yang pertama kali mendidik anak, orang tua yang paling banyak memiliki waktu bersama dengan anak, tugas utama yang mendidik anak adalah orang tua). Pendidikan kepada anak juga dapat dimulai sejak dalam kandungan.
2.      Tujuan
a.       Membina watak dan keahlian. Makna terdalam dari pendidikan adalah mempersiapkan seseorang untuk memiliki keahlian, sikap dan watak serta pikiran yang baik dan maju sebagai bekal untuk hidup di masyarakat.
b.      Membebaskan. Pendidikan bertujuan membebaskan anak dari ketergantungan, sehingga anak dapat mandiri.
3.      Hubungan Sinergis antara Keluarga dengan Sekolah dalam Pelaksanaan Pendidikan. Keluarga dan sekolah harus bersama-sama saling mendukung dalam melaksanakan tugas pendidikan bagi anak, harus ada hubungan timbal balik antara keluarga dengan sekolah. Orang tua perlu menjaga komunikasi dengan guru sehingga dapat mengikuti perkembangan belajar anaknya, dan sebaliknya anak-anak wajib membicarakan dengan orang tua berbagai kendala yang dihadapinya di sekolah.
4.      Belajar dari Kasus-kasus yang Terjadi dalam Masyarakat
Ada banyak kasus yang terjadi ketika keluarga tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan. Keluarga ang tidak harmonis cenderung menghasilkan anak-anak yang kurang percaya diri dan labil, lebih-lebih lagi jika anak-anak lari kepada jalan yang salah (narkoba, miras, free sex). Dalam situasi seperti ini anak perlu mendapat bimbingan sehingga mendapat solusi yang tepat.



PELAJARAN 14
MENJADI MURID YESUS KRISTUS
1.      Mewujudkan Identitas Sebagai Murid Kristus
Ketika kita meu menjadi murid Kristus, berarti kita bersedia dan rela mengikuti kehendak guru kita, yakni Yesus. Yang harus kita kerjakan untuk mewujudkan identitas kita sebagai murid Kristus adalah: Mewujudkan kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama (Mat. 22:37-40), dan menjadi saksi Injil Yesus Kristus (Mat. 28:19-20)
2.      Mengikut Yesus
Ada beberapa konsekwensi dalam mengikut Yesus (Luk. 9:22-26), yakni:
a.       Menyangkal diri (Maat. 16:24): Menyatakan tidak pada diri kita untuk hal yang bertentangan dengan Firman Tuhan walaupun terasa sakit dan merugikan kesenangan pribadi.
b.      Mengutamakan Yesus dalam Hidup (Luk. 14:26). Ketika kita menjadi murid Kristus, komitmen kita kepada Yesus lebih diutamakan daripada terhadap yang lain.
c.       Memikul Salib: Rela menderita karena iman kepada Yesus, memberitakan Injil, atau rela dianiaya karena kebenaran Firman Tuhan. Contoh rasul paulus yang mau menderita karena memberitakan Injil.
d.      Mengikut Dia: Mengikuti teladan, ajaran dan kehendak Kristus. Kita harus rela melepaskan diri dari gaya hidup yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan
3.      Menanggapi Panggilan Yesus Kristus
Sebagai murid Kristus kita harus memberitakan Injil dimanapun kita berada, misalnya: memberi contoh yang baik bagi keluarga, menjadi panutan bagi masyarakat, menjadi anak yang mampu menjaga pergaualan. Intinya dimanapun kita berada kita harus mewujudkan identitas kita melalui perkataan, sikap dan perbuatan kita.

PELAJARAN 15
MENGHARGAI ORANG LAIN
Jika kita memperhatikan tindak kejahatan di jaman sekarang ini ternyata semakin meningkat kualitas dan kuantitasnya. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya rasa menghargai diri sendiri dan orang lain. Misalnya menempatkan rasa “aku” atau ego sebagai pusat dari segalanya, sehingga diri kita tidak boleh disakiti namun orang lain boleh disakiti.
Sebagai murid Kristus kita harus mengikuti teladan Kristus yakni pengajaran cinta kasih. Sikap yang Tuhan Yesus perlihatkan kepada orang-orang yang ditemuin-Nya dan menemui-Nya, ucapan yang Ia sampaikan, tindakan yang Ia lakukan, semua itu menunjukkan Yesus mengasihi mereka tanpa pamrih, Yesus begitu menghargai orang lain.
Setiap manusia diciptakan menurut gambar menurut gambar dan rupa Allah (Kej. 1:26) dann di hadapan Tuhan semua manusia berharga (Yes. 42:4).

PELAJARAN 16
PERSAHABATAN

Pengajaran Alkitab tentang persahabatan Adalah:
1.      Kekuatan kasih
Persahabatan daud dengan Yonathan merupakan kisah persahabatan yang patut diteladani.  Mereka menjalin persahabatan dengan sikap tulus, setia dan bersedia untuk memberikan yang terbaik satu dengan yang lainnya (1Sam. 18 dan 20). Yonathan mengasihi Daud seperti jiwanya sendiri. Paulus mengajarkan kasih dalam menjalin hubungan dengan orang lain (1Kor. 13). Kasihlah yang mengikat satu dengan yang lainnya dan ikatan kasih mampu menembus batas suku, golongan, status, jenis kelamin, agama.
2.      Yesus sebagai teladan yang setia
Alkitab memberitakan bahwa Yesus adalah sahabat bagi mereka yang dikucilkan masyarakat. Yesus juga memberikan teladan tentang mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri:
a.       Memberikan pertolongn yang dibutuhkan orang lain tanpa memperhatikan perbedaan suku, keyakinan, status, maupun kondisi.
b.      Memperbaiki hubungan yang tidak beres antara kita dengan sesama.
c.       Melayani dengan merendahkan diri-Nya
d.      Memberikan perintah untuk saling mengasihi
e.       Mempercayakan dengan cara memberi kesempatan/Memaafkan teman yang bersalah
f.       Memberikan nyawa-Nya
3.      Persahabatan dengan Dunia
Dalam kitab Yakobus 4:1-10 mengingatkan kita untuk tidak membangun persahabatan dengan dunia. Contoh persahabatan dengan dunia adalah bergaul dengan orang-orang yang memiliki kebiasaan yang tidak benar, memakai obat-obatan terlarang, sek bebas, merokok, pornograpi, suka kekerasan dan hal-hal lain yang merusak.

PELAJARAN 17
PACARAN

Pengertian Pacaran adalah hubungan khusus antara lawan jenis (pria dengan perempuan) dengan tujuan saling mengenal dan nantinya hubungan ini akan dilanjutkan dengan hubungan pernikahan yang memiliki asas hukum dan teologis.
1.      Cinta
Cinta adalah hubungan antara lawan jenis yang akan menyiapkan diri menjadi pasangan yang saling memberi dan menerima dan saling menghargi satu dengan yang lainnya. Cinta adalah anugerah Tuhan.
Cinta ada dua kategori: Cinta emosi (cinta yang misterius, datang dan pergi bagaikan angin, diungkapkan lewat syair, lagu, cenderung lebih emosional), Cinta rasional (didominasi dengan rasio, diwujudkan dalam tindakan:care, responsibility, respect, dan knowlegde).
Didalam alkitab cinta di wujudkana dalam kasih. Ada beberapa macam kasih;
a.       Agaphe (cinta tanpa pamrih yang berasal dari Tuhan kepada manusia)
b.      Storge (Cinta hubungan darah, sifatnya membantu, perhatian, tulus, melindungi)
c.       Filia (Cinta persahabtan/teman)
d.      Eros (Cinta birahi/seks, sumbernya pada daya tarik antar lawan jenis)
Ciri-ciri orang jatuh cinta: bila bertemu merasa bahagia dan ingin dekat selalu, kadang ada rasa canggung, rindu, kurang tertarik lagi dengan orang lain, rela berkorban untukknya, mengalami perasaan yang aneh, sulit digambarkan
2.      Seks
Seks adalah anugerah dari Tuhan yang baik, indah, nikmat dan hanya boleh dilakukan oleh seseorang yang sudah memiliki hubungan pernikahan dengan pasangannya yang syah. Seks bukanlah alat untuk memuaskan diri atau hanya untuk senang-senang saja, oleh sebab itu semua orag percaya khususnya anak muda remaj harus menjaga diri jngan sampai terjerumus dalam pergaulan seks bebas dan sek bebas.
Jika seseorang sudah melakukan hubungan sek sebeklum adanya pernikahan, maka orang tersebut berdosa. Namun jika orang tersebut minta ampun dan berkomitmeen untuk tidak melakukan lagi maka Tuhan akan mengampuni, tetapi konskwensi tetap akan ditanggung oleh keduanya.
3.      Kencan atau Pacaran
Hal yang penting dan perlu diperhatikan dalam berpacaran adalah:
a.       Mengenal sifat, kebiasaan dan corak kepribadian satu dengan yang lain
b.      Belajar bagaimana berhubungan dengan yang baik dan mengembangkan komunikasi
c.       Melatih diri untuk mendekatkan kepada Tuhan dan mencari tahu apa yang Tuhan mau
d.      Belajar untuk membuka hati, berbagi perasaan dengan pasangannya sebagai latihan dalam menghadapi persolan bersama-sama
e.       Untuk mencintai dan dicintai dengan belajar saling memberi dan menerima
f.       Untuk menikmati masa-masa yang indah bersama orang yang dikasihinya


MATERI ULANGAN KENAIKAN KELAS XI
TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PELAJARAN 9
GAYA HIDUP MODERN

A.    Pengertian Gaya Hidup Modern
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “gaya hidup” diartikan sebagai “pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia di dalam masyarakat”. Kata “modern” sebagai kata benda artinya sikap, perilaku, perbuatan, tingkah laku yang sesuai dengan tuntutan  zaman. Jadi yang dimaksud dengan gaya hidup modern adalah gaya hidup yang menghargai waktu, terbuka terhadap perkembasngan dan kemajuan, terus menerus belajar,karena dunia terus berkembang. Menurut pakar psikologi, yang membedakan masyarakat modern dengan tradisioanal adalah sportif, mengharagai prestasi, menghargai waktu, mobilitas yang tinggi, bekerja keras dan hidup dalam tekanan (stress) yang tinggi. Dengan semuanya itu masyarakat modern dapat menjadi maju dan semakin maju.
B.     Bentuk-bentuk Gaya Hidup Modern
A.B. Susanto dalam bukunya yang berjudul Potret-potret gaya hidup metropolis memaparkan berbagai gaya hidup manusia modern, yakni:
1. Menjadikan “status” sebagai sesuatu yang penting.
 Status seseorang ditandai dengan penampilan dan segala yang dipakainya, misalnya mobil, telepon seluler.
2. Mobilitas yang tinggi
Pagi di Jakarta, siang di Bandung, malam di Bogor, itulah contoh mobilitas orang yang tinggi. Di tempuhnya jarak bukan hanya bekerja tetapi juga untuk jalan-jalan.
3. Bercengkerama di tempat-tempat tertentu
Orang modern suka bercengkerama di kafe. Kafe menjadi salah satu ikon gaya hidup modern, menjadi tempat untuk melepas kepenatan, tempat untuk mengenal dan dikenal, untuk jaringan kerja dan sosial
4. Lunch, golf, dinner (LGD)
“Lobi” istilah yang dipaki untuk mengadakan pendekatan atau mempengaruhi pendapat orang lain dalam pengembangan usaha atau karier. Makan siang/malam atau kegiatan olahraga menjadi sarana untuk melobi.
5. Pernikahan Agung
Orang modern menempatkan pernikahan sebagai salah satu momen kehidupan yang perlu dirayakan besar-besaran, mewah seperti digedung yang mewah.
6. Wisuda
Sekarang ini wisuda digunakan untuk merayakan kelulusan di suatu jenjang pendidikan yang lebih rendah seperti SMA/SMK bahkan juga TK, ada juga yang disertai dengan pesta yang meriah.

7. Gaya Hidup Instan
Globalisasi dan modernisasi telah mengabikatkan munculnya gaya hidup instan, yakni gaya hidup yang serba cepat, segalanya dituntut serba cepat dengan hasil yang besar, misalnya “fast food”. Pada satu sisi, gaya hidup ini menghasilkan suatu tuntutan adanya persiapan yang panjang dan katang dengan pemanfaatan teknologi secara maksimal. Namun di sisi yang lain, gaya hidup ini membuat orang terjebak pada usaha mengambil jalan pintas, seperti korupsi untuk cepat kaya, doping untuk mencapai juara, menipu konsumen supaya produknya cepat laku.
8. Gaya Hidup dengan Teknologi Komunikasi
Gaya hidup modern erat dengan penggunaan teknologi komunikasi, seperti telepon seluler membuat dunia terasa berada digenggaman tangan sehingga komunikasi dengan orang yang berjarak jauh pun menjadi dekat dan mudah, ditambah lagi dengan perkembangan computer yang mampu berkomunikasi suara dan gambar dalm hitungan detik.

C.    Ciri-ciri Kehidupan Masyarakat Modern
Adapun ciri-ciri kehidupan modern adalah sebagai berikut:
1.      Netralitas Efektif
Bersikap acuh tak acuh hinga tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya
2.      Orientasi Diri
Menonjolkan kepentingan diri sendiri/pribadi.
3.      Universalisme
Berpikir objektif, menerima segala sesuatu dengan objektif.
4.      Preastasi
Suka mengejar prestasi karena dengan prestasi orang akan didorong untuk maju
5.      Spesifitas
Menunjukkan sikap secara jelas dan tegas dalam hubungan antar pribadi.
            Dari pembahasan di atas, dapat kita lihat bahwa gaya hidup modern dapat memberikan dampak positif bagi seseorang/keluarga namun juga dapat menimbulkan dampak negatif. Oleh sebab itu kita sebagai orang percaya harus bijaksana dan selektif dalam mengikuti gaya hidup modern. Firman Tuhan menegaskan bahwa “Orang yang tidak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya” (Amsal 25:28).



Pelajaran 10. Pandangan Iman Kristen Terhadap Gaya Hidup Modern

Pada pelajaran ini, kita akan menilai secara kritis gaya hidup modern , sebab tidak semua gaya hidup modern sesuai dengan Firman Tuhan. Adapun paham-paham gaya hidup modern tersebut adalah:
A.      Materialistis: Adalah pandangan hidup yang mendasarkan segala sesuatu pada aspek kebendaan, mengutamakan kebendaan, segala sesuatu diukur dengan kekayaan. Seringkali mengghalalkan segala cara untuk mencapainya. Contoh dalam Alkitab: Raja Ahab (1 Raj. 21:1-29).
B.      Hedonistis: Pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan hidup yang utama. Bersenang-senang, pesta pora merupakan hal yang utama atau hidp adalah untuk bersenang-senang. Pandangan ini bertentangan dengan Alkitab dalam Roma 13:12-14.
C.      Individualistis: Paham ini menganggap bahwa dirinya sendiri adalah lebih penting dari orang lain / yang paling penting (egois). Segala sesuatu berpusat pada dirinya sendiri. Gaya hidup ini tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Memang kita perlu memikirkan diri sendiri namun jangan berlebihan. Alkitab menasehatkan kita untuk bertolong-tolongan (Gal. 6:2)
D.      Konsumeristis: Gaya hidup yang suka menghabiskan waktu dan uang untuk berbelanja secara berlebihan, berfoya-foya, bukan hanya benda melainkan juga makanan dan minuman. Gaya hidup ini bertentangan dengan Firman Tuhan karena hanya memuaskan hawa nafsu (2 Pet. 2:13).



PELAJARAN 11
CITRA PELAJAR KRISTEN
  Dalam menampilkan citra Kristen, yang menjadi teladan utama adalah Kristus (Rom. 8:29)dan juga beberapa tokoh yang lain (Abraham Lincoln, Marthin Luther King, Jr., Ibu Theresa). Ciri mencolok dari biografi bebera[a tokoh di atas adalah sebagai berikut:
1.      Kesadaran bahwa menampilkan citra Kristus merupakan tugas utamanya di dalam kehidupan.
2.      Meneliti kehidupan Tuhan Yesus dan menjadikannya sebagai teladan utama.
3.      Memetik berbagai aspek keteladanan Tuhan Yesus dan perkataan hikmat dalam Alkitab untuk dijadikan arah perkembangan diri dan karyanya.
4.      Membedakan dengan sadarnilai-nilai Kristiani dengan yang bukan.
5.      Membedakan gaya hidup, penampilan, dengan gaya kerja yang unik serta keberanian mengambil resiko besar, dengan kata lain memiliki citra diri yang kokoh dan sejalan dengan citra diri sebagai pengikut Kristus
6.      Mampu mengkomunikasikan visi dan panggilannya (misi).

Menampilkan citra Kristen berarti menyelidiki dan mengubah diri terus-menerus sehingga semakin serupa dengan citra Kristus, atau disebut mereformasi diri. Melalui reformasi diri ini diharapkan akan terjadi tranformasi dunia sekitarnya. Hal yang sangat mendasar di dalam menampilkan citra diri sebagai pengikut Kristus adalah selarasnya antara pemahaman mengenai Yesus yang penuh kasih, rendah hati, tulus antara pikiran, perkataan dan tindakan. Dengan kata lain “satunya kata dengan tindakan”

Hidup Yang Bersaksi
Hidup bersaksi adalah hidup yang melalui pikiran, perkataan dan perbuatan memberitakan karya Kristus yang sudah mati karena dosa kita (1 Kor. 15:3-4). Roh Kudus juga bekerja dalam hidup kita sehingga melalui kesaksian itu orang yang menyaksikannya percaya akan karya Kristus dan menerima Dia sebagai Tuhan dan juru selamat pribadi (Yoh. 20:30-31).
            Mengapa kita harus memberitakan karya Kristus (Injil)?
1.      Agar dunia mengenal Allah di dalam Yesus Kristus (Yoh. 14:7)
2.      Yesus sendiri mengamanatkan kepada kita untuk memberitakan Injil, kabar kesukaan, supaya semakin banyak orang percaya dan memperoleh keselamatan hidup kekal yang diberikan Allah kepada dunia melalui Yesus Kristus (Mrk. 16:15-18).
3.      Sebagai ucapan syukur kita atas karya keselamatan yang kita terima dari Allah melalui Tuhan Yesus Kristus (I Yoh. 1:3; I Kor. 9:16).
  Alkitab memberikan beberapa ciri dan sekaligus identitas gaya hidup yang bersaksi antara lain:
1.      “Kami adalah garam dunia” (Mat. 5:13-16), maksudnya adalah kita memberi pengaruh kepada orang lain, menjadi teladan dan berkat bagi ornag lain.
2.      “Kamu adalah terang dunia” (Mat. 5:14). Setiap orang percaya hendaknya menjadi terang atas sekelilingnya, yakni dengan menjadi berkat bagi orang lain.
3.      “Kamu adalah surat Kristus yang ditulis dalam pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah ysng hidup” (II Kor. 3:3). Dengan menjadi surat Kristus, karya keselamatan Kristus itu dapat dibaca orang lain melalui kehidupan kita.
4.      “Kami adalah kawan sekerja Allah” (I Kor. 3:9). Sebagai kawan sekerja Allah kita menjalankan tugas pemberitaan, pelayanan, persekutuan, sebagai wujud dari panggilan setiap orang percaya.
5.      “Kamulah ranting-rantingnya” (Yoh. 14:15). Yesus adalah pokok, dan ranting akan bergantung kepada penyaluran makanan dari pokoknya, dan melalui rantinyalah keluar buah yang diharapkan orang.
  Tugas di atas adalah tugas mulia karena Tuhan mengamanatkan kepada kita. Menjadi pemberita Injil pada prinsipnya tidak harus selalu formal yakni menceritakan cerita Alkitab, khotbah. Dari pengalaman sehari-hari justru kesaksian melalui gaya hidup jauh lebih berguna (efektif). Misalnya, di lingkungan sekolah:bagaimana cara kita berpakaian, belajar, menyampaikan gagasan, bersikap kepada temaan. Apakah kita yang paling disorot karena ‘black list’? ataukah kita termasuk siswa yang diperhatikan karena perilaku yang menunjukkan kebaikan?...
Beberapa cara yang dapat digunakan dalam pemberitaan Injil:
1.      Tahap Pendekatan
2.      Jika keterbukaan dan hubungan sudah terbangun, maka kita bisa mulai menawarkan percakapan tentang iman kita.
3.      Membicarakan pokok-pokok iman kita dan bagaimana seharusnya hidup sebagai orang percaya kepada Kristus.
4.      Membiarkan orang yang kita dekati itu secara bebas menyatakan keputusannya, seraya memohon keterlibatan Roh Kudus untuk menggerakkan hati orang itu.
5.      Bila dia menyatakan keyakinan atas keselamatan dalam Yesus Kristus, hendaklah kita meneguhkan keyakinannya dan mengarahkannya untuk bergabung dengan salah satu gereja.
6.      Jika rekan kita itu tidak memberi tanggapan, atau menolak untuk percaya, maka kita tidak perlu kecewa atau berupaya memaksanya, karena hal itu sepenuhnya bergantung pada diri orang itu dan karya Roh Kudus.
Renungkanlah!
Sebagai orang Kristen, kita harus memiliki gaya hidup sesuai dengan apa yang ditulis dalam Alkitab. Salah satunya adalah kesaksian hidup. Tidak semua kesaksian hanya melalui perkataan, tetapi juga melalui perbuatan dan cara kita menyikapi hidup. Sudah selayaknya kita memulai sejak dini hiduo sesuai dengan ajaran Alkitab. Jika itu dapat terlaksana, maka kita tidak akan sulit untuk mengabarkan Injil melalui kehidupan kita.

Hidup Sederhana
  Hidup sederhana adalah hidup dengan seadanya, bersahaja, secukupnya, tidak berlebih-lebihan. Misalnya: bila kita ingin makan sehatm tidak harus dengan lauk yang beraneka ragam (ada ikan, daging, telur) sayur dan buah yang bermacam-macam, kita cukup mkan dengan masing jenis satu lauk, sayur dan buah. Hal sama dapat diterapkan dalam berkapaian, sepatu dll sepanjang hal itu sesuai dengan kebutuhan.
  Yesus sendiri, dalam Doa Bapa Kami, secara tersirat mengajarkan hidup sederhana kepada murid-murid-Nya “Berikanlah pada hari ini makanan kami yang secukupnya” (Mat. 6:11). Begitupula rasul Paulus dalam suratnya kepada Timotius, menasehatkan bahwa orang yang menginginkan hidup kaya dan berlebihan akan jatuh ke dalam pencobaan, nafsu hampa dan mencelakakan. Oleh karena itu rasul paulus menasehatkan “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah” (I Tim. 6:8) sebab manusia tidak membawa sesuatu apapun ke dalam dunia, begitu pula kalau meninggal dunia.
Berbagi
  Alkitab mengajarkan bahwa mereka yang hidup berkelimpahan adalah mereka yang hidupnya bermurah hati dengan berbagai. Sebab, lebih berbahagia mereka yang memberi daripada yang menerima (Kis. 20:35). Ada orang yang secara materi hidupnya berkelimpahan, namun seperti kata Firman Tuhan mereka tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya (Pengk. 6:2).   Orang seperti ini sebenarnya miskin. Sebaliknya orang yang menurut ukuran dunia bukanlah orang yang berkelimpahan, namun senantiasa penuh kemurahan dalam memberi dan mengalirkan anugerah dan berkat Tuhan kepada orang lain adalah orang yang sungguh-sungguh hidup dalam kelimpahan. Maka pada saat kita memberi, kita sekaligus mengalami pembentukan Tuhan untuk memasuki kehidupan yang semakin diperkaya oleh Tuhan.
  Dalam memberi haruslah rendah hati, tidak menyombongkan diri atau berusaha diketahui orang lain, “Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu” (Mat. 6:3). Orang bermurah hati memberi dalam kekuarangan bukan hanya dalam kelebihan, contoh: janda miskin yang dipuji Tuhan Yesus. Hidup sederhana dan bermurah hati untuk berbagi adalah sebuah latihan bagi iman kita akan kemahakuasaan Tuhan dalam memelihara danmencukupkan kebutuhan kita (providensia), pemeliharaan Allah.



PELAJARAN 12
KEBUDAYAAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN IMAN KRISTEN

Menurut E.B. Taylor kebudayaan adalah komplek yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat (mencakupms semua yang didapatkan/dipelajari oleh manusia).
Menrut J. Verkuyl kebudayaan adalah pengerjaan kemungkinan-kemungkinan dalam alam ciptaan oleh manusia.
Ciri khas kebuyaan adalah:
1.      Bersifat Historis: Manusia membuat sejarah yang bergerak dinamis dan selalu maju, yang diwariskan turun temurun.
2.      Bersifat Geografis: Di dalam berinteraksi dengan lingkungan, kebudayaan kemudian berkembang pada komunitas tertentu, lalu meluas pada kesukuan dan kebangsaan/ras. Kemudian meluas dan mencakup wilayah regional dan makin luas dengan belahan bumi.
3.      Bersifat Perwujudan Nilai-nilai tertentu: Di dalam perjalanan kebudayaan, manusia selalu berusaha melampui keterbatasannya. Disinalah manusia terbentur pada nilai, nilai yang mana dan seberapa nilai itu bisa dikembangkan.
Ilmu Pengetahuan dan teknologi serta Seni sebagai Bagian dari Kebudayaan
Ilmu pengetahuan berhubungan dengan dorongan manusia atas pengetahuan, pengenalan, dan pemahaman. Teknologi berhubungan dengan dorongan manusia atas kemampuan dan penguasaan dunia. Selain itu di dalam diri manusia ada dorongan akan keindahan untuk melihat dan mewujudkan apa yang diliat, dirasakan atau dialami sebagai keindahan itu. Didalam penginderaan kesan-kesan keindahan dan dalam kecenderungan untuk mewujudkan kesan-kesan itu terletak dasar-dasar kesenian. Kesadaran akan keindahan itu disebut kesadaran estetis, dan dorongan atas penyataan atau pemberian wujud itu disebut dorongan ekspresi estetis. Di sinilah kemudian timbul seni, yaitu keahlian mewujudkan keindahan itu dengan alat-alat tertentu.
Hubungan Iman Kristen dan Kebudayaan
Ada 5 macam sikap umat Kristen terhadap kebudayaan, yakni:
1.      Antagonistis atau Oposisi
Sikap ini menolak kebudayaan/sikap yang melihat pertentangan yang tidak terdamaikan antara agama Kristen dan kebudayaan, contoh:kebudayaan yang menghina Tuhan, menyembah berhala, yang merusak moral manusia.
2.      Akomodasi atau Persetujuan
Sikap ini menyetujui atau menyesuaikan diri dengan kebudayaan yang ada, kebenaran Kekristenan dikorbankan untuk kebudayaan yang ada. Terjadilah sinkritisme, yang mengakibatkan muncul pemahaman “semua agama sama saja”.
3.      Dominasi atau Sintesis
Ada juga sikap denominasi gereja terhadap kebudayaan, seperti sikap Thomas Aquinas. Ia berpendapat bahwa sekalipun manusia jatuh dalam dosa dan membuat citra ilahi merosot, namun manusia tidak rusak total, manusia masih memiliki kehendak bebas yang mandiri. Itulah sebabnya didalam menghadapi kebudayaan kafir sekalipun, umat bisa melakukan akomodasi secara penuh dan menjadikan kebudayaan kafir tersebut bagian dari iman, namun kebudayaan itu disempurnakan dan disucikan oleh sakramen yang menjadi anugerah ilahi.
4.      Dualisme atau Pengutuban
Dualisme adalah pendirian yang hendak memisahkan iman dari kebudayaan. Pada satu pihak, terdapat pada kehidupan kaum beriman kepercayaan kepada karya Allah di dalam Tuhan Yesus, namun manusia tetap berdiri di dalam kebudayan kafir dan hidup didalamnya. Peran penebusan Tuhan Yesus mengubah hati manusia yang berdosa menjadi manusia yang hidup di dalam iman. Manusia beriman hidup dalam kedua suasana atau lapangan, baik agama maupun kebudayaan secara bersama-sama.
5.      Pengudusan atau Pertobatan
Sikap pengudusan ialah sikap yang tidak menolak, namun juga tidak menerima, tetapi sikap keyakinan yang teguh bahwa kejatuhan manusia ke dalam dosa tidak menghilangkan kasih Allah atas manusia. Manusia dapat menerima hasil kebudayaan selama hasil-hasil itu memuliakan Allah, tidak menyembah berhala, mengasihi sesame dan kemanusiaan. Sebaliknya jika kebudayaan itu memenuhi salah satu atau keempat sikap budaya yang salah itu, umat beriman harus menggunakan Firman Tuhan untuk menguduskan kebudayaan itu, sehingga terjadi tranformasi budaya kearah yang memuliakan Tuhan.





Pelajaran 13. Pandangan Alkitab Terhadap Kebudayaan

Dipandang dari sudut Alkitab, kebudayaan dapat dilihat dari beberapa aspek:
1.       Tugas Manusia dan Kebudayaan
Allah memberi mandat kepada manusia (Kej. 1:28; 2:15)untuk mengelola alam semesta, yakni mengusahakan dan memelihara bumi .
2.       Tujuan Kebudayaan
Tujuan ideal dari kebudayaan dapat diliat dari ungkapan pemazmur (Mzm. 150)yakni: memuliakan Allah dan mensejahterakan manusia.
3.       Dampak Negatif dari Kebudayaan
Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, manusia seringkali mengarahkan kebudayaan tidak untuk kemuliaan nama Tuhan. Kebudayaan dapat menjadi berhala, misalnya uang (uang adalah segalanya, “time is money”). Kebudayaan dapat membuat orang sombong, misalnya pencipta teknologi yang menggunakan dengan sesuka hatinya (nuklir).
Kebudayaan dapat dipakai untuk berbuat dosa jika kebudayaan digunakan tidak untuk kemuliaan nama Tuhan dan mencelakakan manusia, namun kebudayaan bisa digunakan untuk hal yang jika digunakan untuk memuliakan nama Tuhan dan kesejahteraan manusia. Oleh sebab itu kita sebagai orang percaya, pergunakanlah kebudayaan untuk memuliakan nama Tuhan.

Pelajaran 14. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (1)

Manusia Mengembangkan Pengetahuan
Setelah mengamati lingkungan hidupnya, manusia mengembangkan ilmu pengetahuan, mulai menyusun klasifikasi dan kategori lingkungannya. Demikianlah manusia mengumpulkan pengetahuannya atas dunia ini, nmaun perlu diperhatikan bahwa manusia memperoleh pengetahuan oleh karena anugerah Tuhan.
Kesombongan Manusia
Kecenderungan manusia untuk menyombongkan diri digambarkan dalam kitab Kejadian lewat kisah pembangunan menara babel (Kej. 11:4). Manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan seringkali produknya merusak kehidupan, namun ia tidak peduli karena yang paling penting adalah mencari nama untuk dirinya sendiri.
Kepandaian dan Hikmat
Kepandaian seringkali diartikan dengan kemampuan menguasai ilmu pengetahuan seperti fisika, matematika, bahasa, dll. Hikmat adalah ketika manusia menjadi sadar betapa di satu pihak ia sesungguhnya mahluk yang istimewa di mata Tuhan, namun di sisi lain manusia sadar bahwa ia mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap Alam dan ciptaan Allah. Dengan kata lain manusia sadar siapa dirinya dihadapan Tuhan. Apabila manusia memiliki hikmat, maka ia sadar bahwa ilmu pengetahuan yang dikembangkan haruslah dijadikan hamba dan pelayan bagi kesejahteraan umat manusia. Misalnya manusia membuat alat pertanian: pacul, traktor menolongnya mengolah tanah dan hasil pertanian. Manusia membuat jerat, tombak, pisau senapan untuk berburu binatang.
Awal Pengetahuan
Awal pengetahaun adalah takut akan Tuhan (Amsal 1:7: Takut akan Tuhan adalah awal pengetahuan, tetapi orang bodoh mnghina hikmat dan didikan). Dari ayat ini jelas bahwa ilmu pengetahuan saja tida cukup, namun harus diimbangi dengan hikmat Allah. Hikmat dan takut akan Allah akan menolong manusia untuk semakin menghargai alam dan sesama. Manusia akan merendahkan hatinya kara ia sadar bahwa ia mempunyai sebuah mandat dan kepercayaan khusus dari Allah, yaitu memelihara seluruh ciptaan alam semesta ini.

Pelajaran 15. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (2)

Teknologi dan Perkembangannya
Sejarah peradaban manusia memperlihatkan kepada kita bahwa perkembangan teknologi selalu selaras dengan ilmu pengetahuan yang berkembang. Perkembangan yang paling pesat adalah teknologi komputer dan komunikasi. Masih banyak lagi perkembangan di bidang lain, dan semuanya itu bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan manusia.

Penyalahgunaan Teknologi
Dalam pelaksanaan pengembangan teknologi manusia justru menggunakan kemajuan IPTEK untuk hal-hal yang merusak dan menghancurkan manusia itu sendiri. Perkembangan IPTEK seringkali dibarengi dengan penyalahgunaan IPTEK, misalnya: Internet digunakan untuk membajak rekening, penyebaran informasi yang berbau pornografi dan SARA, kemajuan di bidang kedokteran tentang “kloning”, pembuatan bom nuklir, dll.
Deklarasi Oxford
1.       Teknologi mencerminkan paradoks dasar dari keberdosaan dan kebaikan sifat manusia.
2.       Apa yang secara teknologis mungkin tidak dengan sendirinya secara moral diperbolehkan (tidak boleh membiarkan perkembangan teknologi secara bebas, namun mengarahkannya untuk memenuhi kebutuhan yang sesuai moral).

Pelajaran 16. Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Keadilan

Deklarasi Oxford
Deklarasi Oxford menyerukan tanggung jawab manusia terhadap alam semesta, menyerukan praktek IPTEK yang bertanggung jawab dan berkeadilan terhadap sesama manusia, pengembangan teknologi dan ekonomi harus memperhatikan hak-hak setiap orang yang bekerja untuk menerima upahnya yang layak dan mencukupi bagi kehidupannya serta memperoleh kesempatan untuk beristirahat dan memulihkan tenaganya.
Kerja, Teknologi dan istirahat
Seiring perkembangan IPTEK seringkali terjadi ekspoitasi tenaga manusia, karyawan/buruh bekerja melampaui batas-batas waktu yang telah ditetapkan, namun gaji yang diterima tidak layak. Cara kerja yang melampaui batas waktu beresiko tinggi, dan seringkali mengakibatkan kecelakaan kerja. Dalam hal ini para pengusaha seharusnya memberi waktu yang cukupbagi karyawan untuk istirahat dna juga upah yang layak
Ilmu Pengetahuan, teknologi, dan Keadilan
Ilmu pengetahuan adalah sebuah harta yang sangat berharga. Sebuah bangsa dapat maju apabila rakyatnya memiliki pengetahuan yang tinggi. Pada inti dari pelajaran ini adalah bahwa segala pengembangan dan pemanfaatan IPTEK harus mempertimbangkan keadilan bagi semua pihak sehingga dapat mensejahterakan semua kalangan.